Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Bahan Bakar Hidrogen Diklaim Lebih Murah dari BBM, Bagaimana Dengan Harga Mobilnya?

Kompas.com - 18/01/2024, 08:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) akan mulai mendorong penggunaan bahan bakar hidrogen. Salah satunya dengan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau hydrogen refueling station (HRS) tahun ini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, biaya penggunaan bahan bakar hidrogen lebih murah dibandingkan biaya untuk penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Selain itu, SPBH memiliki waktu pengisian bahan bakar lebih cepat yaitu sekitar 3 menit. Terlebih untuk sekali pengisian penuh, bahan bakar hidrogen dapat digunakan untuk jarak tempuh 780-800 kilometer.

"Kalau kita bandingkan dengan fuel itu hanya sepertiga biaya fuelnya dalam bentuk hidrogen. Jadi lebih efisien, lebih cepat dan mungkin kalau hanya ke kantor-rumah sebulan sekali isi 3 menit saja," ujar Nicke setelah acara groundbreaking hydrogen refueling station (HRS) di SPBU Daan Mogot, Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Namun demikian, untuk saat ini kendaraan yang menggunakan bahan bakar hidrogen masih jarang sehingga harganya pun tergolong mahal.

Baca juga: Bangun SPBU Hidrogen Pertama di Indonesia, Pertamina Gandeng Toyota

Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut, harga mobil berbahan bakar hidrogen seperti Toyota Mirai misalnya, sekitar Rp 1,1 miliar. Angka ini hampir menyamai mobil mewah Toyota Alphard yang harganya sekitar Rp 1,6 miliar.

Oleh karenanya, untuk tahap awal mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia, Pertamina tidak hanya membangun SPBH atau HRS tetapi Ahok juga mendorong agar mobil dinas pejabat Pertamina diganti dari Alphard menjadi Mirai.

"Apalagi nanti Pertamina semua mobil dinas, bayangin kalau kamu pakai Toyota Alphard itu baru Rp 1,6 miliar. Lu beli mobil hydrogen di bawah itu, ini kan bagian dari membangun ekosistem dan kita lebih penting lagi bisa memperbaiki defisit anggaran berjalan," ucap Ahok pada kesempatan yang sama.

Usulan Ahok ini menyusul kerja sama Pertamina dengan Toyota dimana Pertamina membangun SPBH sedangkan Toyota memproduksi mobil berbahan bakar hidrogen yang nantinya akan melakukan pengisian hidrogen di SPBH Pertamina.

"Masyarakat juga bisa beli, saya kira hitung-hitungan orang bensin segala macem bisa lebih murah ini pakai ini," kata Ahok.

Baca juga: 66 Tahun Berkarya, Ini Capaian dan Kontribusi Pertamina untuk Kedaulatan Energi dan Bangsa

 


Sebagai informasi, untuk tahap awal kerja sama ini Pertamina memabngun SPBH pertama di Daan Mogot, Jakarta Barat. Diperkirakan pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.

Dengan dibangunnya SPBH atau HRS maka SPBU Daan Mogot akan menjadi stasiun pengisian bahan bakar energi terpadu pertama di Indonesia yang akan menyediakan 3 jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu bahan bakar minyak, gas, dan hidrogen.

Sementara Toyota akan menyediakan sekitar 40 unit Toyota Mirai yang nantinya akan melakukan pengisian hidrogen di SPBH Pertamina.

Diharapkan kerja sama ini akan mendukung kebijakan pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission di 2060. Adapun khusus untuk sektor transportasi, bahan bakar hidrogen ini ditargetkan dapat dimulai pada 2030 secara bertahap.

Baca juga: PLN dan HDF Energy Kerja Sama Pengembangan Pembangkit Listrik Hidrogen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com