Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Cadangan Nikel di Indonesia Masih Besar, 1,2 Juta Lahan Belum Digarap

Kompas.com - 20/01/2024, 16:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia masih memiliki cadangan nikel yang besar lantaran lokasi yang berpotensi mengandung nikel masih cukup luas.

Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Rita Susilawati mengatakan, dari total 2 juta hektare lahan yang berpotensi mengandung nikel, baru 800 hektar lahan yang dieksplorasi.

Artinya, masih ada 1,2 juta hektar lahan yang mengandung nikel yang masih bisa digarap.

"Lokasi yang berpotensi greenfield nikel itu masih cukup luas. Saat ini baru 800.000 hektar saja yang sudah menjadi IUP sehingga masih ada potensi 1,2 juta hektar yang belum dieksplorasi," ujarnya saat konferensi pers virtual, Jumat (19/1/2024).

Seperti diketahui, nikel dapat digunakan untuk bahan pembuatan baterai seperti baterai nikel-hidrogen, baterai kromium-nikel, dan baterai nikel-mangan.

Baterai yang terbuat dari nikel ini dapat digunakan untuk alat komunikasi seluler, notebook, perekam video, hingga kendaraan listrik.

Baca juga: Menilik Produksi Nikel Indonesia dan Dampak Hilirisasi

Sebelumnya, Kementerian ESDM pernah menyebut cadangan bijih nikel Indonesia saat ini mencapai 5,3 miliar ton, dengan potensi terhitung 17 miliar ton.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, dengan kapasitas produksi saat ini, maka cadangan nikel Indonesia tersebut bisa bertahan hingga 15 tahun.

"Kita kalau potensi nikelnya sekarang ada cadangan, dan ada potensi. Cadangan kita nih 5,3 miliar ton, nah potensi kita ada 17 miliar ton," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (15/9/2023) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Ganjar: Hilirisasi Seolah-olah Hanya Nikel, Pemahamannya Belum Tuntas


Arifin menyatakan, dengan mempertimbangkan kondisi yang ada maka kegiatan produksi harus dilakukan secara terukur.

Menurut dia, umur cadangan nikel Indonesia dapat diperpanjang. Syaratnya, harus melakukan eksplorasi. Hal ini mengingat potensi yang ada di Tanah Air sangat besar.

Terlebih, Indonesia juga berencana mengembangkan industri daur ulang baterai kendaraan listrik.

"Ke depannya kan industri baterai ini bisa ada industri recycle, bisa top up, jadi makin panjang lah ya. Cuma kita jangan boros," sebut Arifin.

Nikel sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu nikel berkadar tinggi lebih dari 1,5 persen atau biasa disebut saprolit dan nikel berkadar rendah kurang dari 1,5 persen, alias limonit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com