Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhidin Mohamad Said
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Kondisi Ekonomi Tertolong Pemilu

Kompas.com - 29/01/2024, 12:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jumlah uang beredar, volume dan nilai transaksi Anjungan Tunai Mandiri (ATM), volume dan nilai transaksi perdagangan elektronik mengalami penurunan cukup tajam.

Bahkan transaksi dalam sistem pembayaran yang sedang digandrungi saat ini, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), juga memperlihatkan fenomena yang sama.

Berbagai indikator sistem pembayaran tersebut semakin menguatkan bukti bahwa kondisi likuiditas dalam aktivitas perekonomian Indonesia sedang memasuki musim kemarau.

Indikasi keringnya likuiditas ini mulai terjadi di hampir semua sektor ekonomi mulai dari sektor usaha besar sampai dengan usaha kecil dan menengah.

Tertolong guyuran dana Pemilu

Kekeringan likuiditas dalam perekonomian yang terjadi saat ini sepertinya masih tertolong pelaksanaan Pemilu, baik pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) maupun pemilihan anggota legislatif (Pileg).

Pelaksanaan kampanye dari setiap calon baik pasangan calon presiden – calon wakil presiden (capres – cawapres) maupun calon anggota legislatif (caleg) mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah telah menambah likuiditas dalam aktivitas dan kegiatan masyarakat.

Pembuatan atribut kampanye, pembagian bantuan bahan makanan pokok, pembagian bantuan permodalan UMKM, dan kegiatan-kegiatan kampanye lainnya telah menambah dana segar yang signifikan di tengah masyarakat yang mengalami penurunan daya beli.

Menurut data Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) Partai Politik Peserta Pemilu 2024 yang dirilis KPU, total dana kampanye dari seluruh partai peserta pemilu mencapai Rp 298,26 miliar.

Namun jumlah ini terlalu sedikit jika dibandingkan dengan realitas aktivitas kampanye di lapangan serta jumlah calon peserta Pilpres dan Pileg tingkat pusat sampai tingkat daerah.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah total calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berjumlah 9.917 orang.

Jumlah tersebut akan jauh lebih besar jika ditambahkan dengan jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten dan kota.

Oleh karena itu, jumlah uang yang beredar dalam kegiatan kampanye riil di lapangan akan jauh lebih besar dan mencapai angka triliunan rupiah.

Melimpahnya dana kampanye menjadikan kekeringan likuiditas dalam perekonomian dapat terobati oleh aktivitas pemilu sehingga konsumsi masyarakat dapat terus tumbuh walaupun cenderung melambat.

Kekeringan likuiditas merupakan fenomena siklus ekonomi yang biasa terjadi, tetapi harus tetap diwaspadai.

Walaupun berada dalam pundak otoritas kebijakan moneter, sejatinya setiap pemegang otoritas memiliki andil dalam menjaga agar ketersediaan dana dalam perekonomian dapat terjaga dengan baik.

Diperlukan koordinasi dan kerja sama antarpemegang otoritas sehingga ketersediaan dana dalam perekonomian dapat terus terjaga dengan kondisi yang baik dan ample.

Oleh karena itu, aspek tata kelola dalam pembuatan kebijakan harus dilaksanakan secara konsekuen dan menyeluruh mulai dari aspek akuntabilitas, independensi, transparansi, sampai dengan kredibilitas (AITK).

Kebijakan yang dibuat harus akuntabel dan transparan sehingga semua pelaku ekonomi dapat memahami kebijakan tersebut.

Dengan pemahaman yang sama dari semua pelaku ekonomi, maka akan tercipta koordinasi dan kerja sama yang baik sehingga pada akhirnya akan tercipta kredibilitas dari kebijakan yang dibuat tersebut.

Tidak boleh ada lagi otoritas yang berlindung dibalik “independensi” sehingga membuat kebijakan egois yang merusak sistem ekonomi secara keseluruhan.

Kebijakan yang dibuat pada masa depan, baik kebijakan di bidang moneter maupun fiskal, harus benar-benar berpegang pada konsep AITK yang benar, bukan kamuflase, sehingga tidak ada lagi kalimat dari lirik lagu Broery Marantika “jangan ada dusta di antara kita”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com