Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Koperasi asal Kuningan Pakai EBT, Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas hingga Pasang PLTS

Kompas.com - 02/02/2024, 09:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka kotoran sapi yang sering dianggap rendah lantaran mengeluarkan aroma yang tak sedap bisa disulap menjadi Biogas

Koperasi Karya Nugraha Jaya Kuningan berhasil memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas yang penggunaannya diperuntukkan sebagai bahan bakar produksi. 

Koperasi yang sudah ada sejak 1997 silam ini menjadi salah satu koperasi yang bergerak dalam peternakan sapi perah. Hasil produksinya yakni susu dan yoghurt. Hasil produksinya tersebut pun 90 persen dijual ke pabrik besar di Jawa Barat, sementara sisanya dijual ke industri rumahan dan masyarakat sekitar. 

Kepala Koperasi Iding Harnadi menceritakan, koperasi tersebut memang sangat besar perannya untuk kebutuhan susu di Jawa Barat. Namun di satu waktu koperasi tersebut mendapatkan kritikan dari masyarakat lantaran menjadi penyumbang pencemaran lingkungan karena sapi-sapinya mengeluarkan kotoran yang mengganggu. 

Baca juga: Perancis Mulai Wajibkan Warganya Pilah Sampah Organik, Dijadikan Kompos dan Biogas

Hingga pada tahun 2014, pihaknya menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dari fakultas Teknik Fisika untuk mencari jalan keluar dengan membangun reaktor biogas yang kapasitasnya mencapai 100 kubik dan mengolah kotoran sapi menjadi biogas. 

“Jadi kotoran hewan yang dihasilkan itu kita tampung ke reaktor biogas yang bisa menghasilkan gas metana yang mirip LPG hanya dengan tekanan yang lebih rendah,” ujarnya saat kunjungan Jelajah Energi Jawa Barat bersama IESR, belum lama ini. 

Biogas itupun dipakai koperasi untuk kebutuhan koperasi seperti sebagai bahan bakar untuk kompor.

Baca juga: ABMM Fokus Terapkan ESG, Gunakan Biogas dari Cangkang Sawit hingga Konservasi Bakau

 


Sementara itu, dosen Ahli Fisika Bangunan ITB yang ikut dalam project itu, Rahmat Ramadhan mengungkapkan, ada sebanyak 2 buah reaktor yang digunakan dalam mengelola biogas itu. 

Dalam prosesnya, jumlah biogas yang dihasilkan bisa mencapai 14-15 kubik per hari. Biogas tersebut lah yang dipakai oleh koperasi dalam menunjang produksinya. 

“Biogas itu selain dipakai untuk kompor juga dipakai sebagai water heater dan sebagainya. Kemudian dipakai juga untuk menyiram tanaman rumput pakan ternak. Jadi semuanya terpakai sehingga tidak bisa menimbulkan gas rumah kaca,” kata Rahmat. 

Baca juga: Tak Hanya Cirata, RI Mau Kembangkan Potensi PLTS Terapung Capai 14 GW

Halaman:


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com