Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peritel: Kasus Kelangkaan dan Mahalnya Minyak Goreng Bisa Terjadi pada Beras

Kompas.com - 11/02/2024, 07:13 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Peritel Indonesia (APRINDO) menilai kasus kelangkaan dan mahalnya minyak goreng yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya bisa menimpa komoditas beras, salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Ketua Aprindo Roy Mandey mengungkapkan, saat ini harga beras premium sudah cenderung tinggi, yakni menyentuh Rp 16.000 per kilogram. Tingginya harga ini membuat pengusaha memilih untuk menghentikan pembelian ataupun pemesanan dari produsen beras.

“Produsen beras sudah bersurat ke kami yang memberitahukan bahwa harga dinaikkan. Nah, karena produsen enggak mau rugi, enggak mau nombok peritel ada yang memilih untuk menyetop pembelian atau pemesan beras dari produsen beras sehingga suplai di ritel memang sedikit atau kosong,” ujar Roy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).

Baca juga: 5 Bansos yang Gencar Ditebar Jokowi, dari Beras sampai Uang Tunai

Alhasil, lantaran stok beras di ritel kosong, masyarakat akan berlomba-lomba berbelanja beras di pasar. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran baru yakni adanya permainan harga yang bisa membuat harga beras di pasaran naik 3 kali lipat.

“Kalau kayak gini, kasus kayak minyak goreng yang mahal dan langka bisa terjadi kan,”ungkapnya.

Oleh sebab itu, pengusaha ritel meminta agar pemerintah bisa mencabut ataupun merelaksasi HET untuk sementara waktu.

Dengan cara itu diharapkan nantinya peritel bisa kembali membeli, menyediakan, dan menjual beras lagi bagi masyarakat.

“Saran kami juga hanya dengan memprioritaskan koordinasi dan  komunikasi intensif dari pemerintah kepada para pelaku usaha dari sektor hulu hingga hilir dan menghadirkan segera kebijakan yang sifatnya bukan hanya normatif atau yang bersifat retorika, melainkan yang berorientasi urgent dan empati dengan mengedepankan solusi adaptif maka permasalahan ini semestinya dapat terkelola dan terkendali dengan baik,” ucap dia.

Baca juga: Kenaikan Harga Beras: Akibat Bansos?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com