Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Melambung Tinggi, Apa Upaya Pemerintah Jokowi?

Kompas.com - 11/02/2024, 15:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan sedang fokus mengerjakan lima aksi sebagai upaya untuk menyeimbangkan ketersediaan beras sekaligus menjaga harga beras di tingkat nasional.

Mengutip Antara, Minggu (11/2/2024), Arief menjelaskan, pertama, pihaknya sedang mempercepat pembongkaran kapal beras dari luar negeri di beberapa pelabuhan, dan kedua, terus menjalankan distribusi beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton, termasuk 50 ribu ton ke Food Station/ Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

“Pasokan ke penggilingan akhir tahun lalu juga sudah 200 ribu ton. Dua kali (sebanyak) 200 ribu ton beras komersial ke penggiling padi,” ujar Arief.

Ketiga, lanjutnya, terus menerus mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) ke Pasar Tradisional dan Retail Modern, dan keempat, terus mengerjakan Gerakan Pangan Murah (GPM) Nasional.

Baca juga: Impor Beras dan Janji Swasembada yang Berulang Kali Diucapkan Jokowi

“Sebanyak 1,2 juta ton SPHP ke outlets. Stok PIBC di atas 34 ribu ton,” ungkap Arief.

Kemudian, kelima, Ia memastikan Bantuan Pangan Beras akan dimulai kembali pada 15 Februari 2024 mendatang setelah periode pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) selesai.

Menyambut panen raya yang diprediksi pada Maret 2024, Arief menyebut pihaknya bersama Kementerian Pertanian dan semua terkait akan berkoordinasi mempersiapkan penyerapan yang optimal, untuk mencegah jatuhnya harga di tingkat petani.

“Pada saat yang sama pengisian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dari produksi dalam negeri dapat terpenuhi dengan baik,” ujar Arief.

Baca juga: Sekelumit Bansos, Dulu Jokowi Kritik Keras SBY yang Bagi-bagi BLT

Selain itu, pemerintah akan kembali melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras pada 15 Februari 2024 mendatang, setelah dihentikan sementara pada 8 Februari hingga 14 Februari 2024 karena periode pencoblosan Pemilu 2024.

“Tapi, khusus program lain selain bantuan pangan pemerintah tetap berjalan untuk kebutuhan masyarakat luas. Pengiriman beras ke pasar tradisional, modern market outlets, Pasar Induk Beras Cipinang. Harus,” tegas Arief.

Solusi impor beras

Ia menegaskan, bahwa kebijakan impor beras adalah pilihan terakhir agar ketersediaan beras tetap terjaga.

“Walaupun sangat pahit, importasi saat ini harus dijalankan. Mungkin tidak populer saya sampaikan, tetapi harus dikerjakan untuk pemenuhan kebutuhan saat ini,” ujar Arief.

Baca juga: Sederet Jejak Digital Janji Jokowi Setop Impor Kedelai

Ia memastikan bahwa importasi yang dilakukan sangat terukur sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak akan mengganggu stabilitas harga di tingkat petani.

“Salah satu indikasinya bisa dilihat dari Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) saat ini adalah yang tertinggi senilai 116,16 persen. Ini yang membuat petani kita semangat untuk menanam.” ujar Arief.

Ia menyebut kenaikan harga beras saat ini bukan terpengaruh oleh periode pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) ataupun periode libur panjang peringatan Isra Miraj dan Hari Raya Imlek 2575 Kongzili.

“Bukan pengaruh pencoblosan. Kita sedang penuhi market,” jelas Arief.

Baca juga: Terus-terusan Impor, Apa Kabar Janji Jokowi soal Swasembada Kedelai?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com