Dia menyebutkan, harga beras premium saja sudah dibanderol Rp 16.000, sedangkan HET beras premium Rp 13.900.
Baca juga: Stok Beras Kosong, Ini Penyebabnya Menurut Peritel
Belum lagi di sisi lain, para produsen beras mengeluhkan stok beras yang diolah mulai berkurang.
“Sudah sepekan ini beras itu berangsur kurang. Kemudian kita purchasing order (PO) atau kita pesan ke produsen, eh malah harganya tinggi,” ujar Roy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).
“Sementara kalau peritel membeli harga tinggi dan harus melepas sesuai HET ke konsumen, peritel rugi kan, siapa yang mau nombok. Jadi memang ada yang memilih untuk menyetop pembelian atau pemesan beras dari produsen beras sehingga suplai di ritel memang sedikit atau kosong,” sambungnya.
Roy juga khawatir kasus kelangkaan dan mahalnya minyak goreng seperti tahun-tahun lalu akan berulang terjadi pada beras.
Baca juga: Peritel: Kasus Kelangkaan dan Mahalnya Minyak Goreng Bisa Terjadi pada Beras
Oleh sebab itu, pengusaha ritel meminta agar pemerintah bisa mencabut ataupun merelaksasi HET untuk sementara waktu.
“Kalau HET ini tidak dicabut, tentu ritel enggak akan mau membeli lagi dari produsen karena enggak mau rugi. Nah, kalau beras di ritel kosong, tentu harga beras di pasaran tinggi kan bisa malah sampai tiga kali lipat, yang artinya ada kemungkinan juga bisa membuat panic buying hingga kelangkaan,” jelas Roy.
“Nah, yang dikhawatirkan lagi adalah kasus seperti kelangkaan minyak goreng ini bisa terjadi pada beras. Jadi kalau bisa, pemerintah cabut atau relaksasilah HET untu sementara waktu,” sambungnya.