Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras di Peritel Tinggi dan Stok Mulai Kosong, Akankah Kasus Minyak Goreng Terjadi Lagi?

Kompas.com - 12/02/2024, 09:01 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Harga beras tengah melambung tinggi di Pasar Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/2/2024).KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO Harga beras tengah melambung tinggi di Pasar Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/2/2024).
Ketua Aprindo Roy Mandey menjelaskan, hal itu lantaran ada sebagian pengusaha ritel yang memilih untuk berhenti memesan beras dari produsen beras lantaran harganya yang semakin tinggi jauh di atas harga eceren tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Dia menyebutkan, harga beras premium saja sudah dibanderol Rp 16.000, sedangkan HET beras premium Rp 13.900.

Baca juga: Stok Beras Kosong, Ini Penyebabnya Menurut Peritel

Belum lagi di sisi lain, para produsen beras mengeluhkan stok beras yang diolah mulai berkurang.

“Sudah sepekan ini beras itu berangsur kurang. Kemudian kita purchasing order (PO) atau kita pesan ke produsen, eh malah harganya tinggi,” ujar Roy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/2/2024). 

“Sementara kalau peritel membeli harga tinggi dan harus melepas sesuai HET ke konsumen, peritel rugi kan, siapa yang mau nombok. Jadi memang ada yang memilih untuk menyetop pembelian atau pemesan beras dari produsen beras sehingga suplai di ritel memang sedikit atau kosong,” sambungnya. 

Roy juga khawatir kasus kelangkaan dan mahalnya minyak goreng seperti tahun-tahun lalu akan berulang terjadi pada beras. 

Baca juga: Peritel: Kasus Kelangkaan dan Mahalnya Minyak Goreng Bisa Terjadi pada Beras

Oleh sebab itu, pengusaha ritel meminta agar pemerintah bisa mencabut ataupun merelaksasi HET untuk sementara waktu. 

“Kalau HET ini tidak dicabut, tentu ritel enggak akan mau membeli lagi dari produsen karena enggak mau rugi. Nah, kalau beras di ritel kosong, tentu harga beras di pasaran tinggi kan bisa malah sampai tiga kali lipat, yang artinya ada kemungkinan juga bisa membuat panic buying hingga kelangkaan,” jelas Roy. 

“Nah, yang dikhawatirkan lagi adalah kasus seperti kelangkaan minyak goreng ini bisa terjadi pada beras. Jadi kalau bisa, pemerintah cabut atau relaksasilah HET untu sementara waktu,” sambungnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com