Keseimbangan baru harga beras tergantung tingkat kenaikan harga, tingkat pendapatan, sekaligus elastisitas permintaan. Jika kenaikan harga beras tumbuh signifikan, maka masyarakat akan melakukan substitusi pada kualitas lebih rendah.
Namun, jika tidak melakukan perubahan kualitas, maka perlu alokasi pengeluaran yang lebih besar yang berdampak pada meningkatkan beban finansial mereka. Dampaknya, mengurangi tingkat konsumsi di komoditas lainnya.
Keseimbangan baru harga beras ini berdampak langsung pada perubahan GK. Selama ini kenaikan GK lebih tinggi dari inflasi akan memperparah kemiskinan, terutama di perdesaan.
Kontribusi beras terhadap GK perdesaan sebesar 23,73 persen lebih tinggi dari perkotaan yang hanya sebesar 19,35 persen.
Jika kenaikan harga beras semakin liar akibat curah hujan tinggi dan banjir pada Februari 2024 ini, maka potensi naiknya angka kemiskinan pada Maret 2024, tak akan bisa tertanggulangi.
Sekarang, kenaikan harga beras menjadi cermin bahwa ada kelompok rentan yang masih luput dari perhatian pemerintah.
Ke depan, mengelola ekonomi tak akan cukup hanya dengan menyelesaikan permasalahan kemiskinan, karena naiknya kelas menengah perlu diperhitungkan dalam mekanisme perlindungan sosial, terutama sebagai bahan bakar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.