Ramdhan menilai, faktor bulan puasa dan lebaran semestinya tidak akan membatasi penjualan SR020. Secara historis, investor tetap akan menggemari produk surat utang ritel walaupun mungkin masyarakat bakal menahan pengeluaran.
Menurut dia, SR020 bisa menghimpun penjualan di atas Rp 15 triliun dan berpotensi mendekati catatan penjualan ORI025 sebesar Rp 23,9 triliun.
Sebab, SR020 memiliki cakupan pasar yang sama luasnya seperti ORI sebagai produk SBN konvensional.
Baca juga: Kapan Imbalan Pertama Sukuk Tabungan ST011 Dibayarkan?
“Karakter SR020 hampir sama dengan ORI025, jadi menurut saya penjualan masih akan menuju ke atas Rp 15 triliun,” ungkap Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/2/2024).
Oleh karena itu pula, Ramdhan memproyeksi besaran kupon SR020 nantinya tidak akan jauh berbeda dengan ORI025 yang masing-masing tenor sebesar 6,25 persen dan 6,4 persen. Di mana, DJPPR bakal menentukan besaran kupon SR020 pada pekan depan atau tepatnya 27 Februari 2024.
Ramdhan menjelaskan, perkiraan besaran kupon tersebut karena melihat kondisi pasar surat utang saat ini tidak begitu banyak berubah. Hal itu seiring The Fed kembali mempertegas pemasngkasan suku bunga tidak akan terjadi pada Maret, melainkan berpotensi baru terjadi di bulan Juni.
Adapun suku bunga global ataupun domestik dipandang sebagai faktor utama yang akan memengaruhi penerbitan SBN Ritel di sepanjang tahun 2024.
Baca juga: Pemerintah Serap Rp 9,14 Triliun dari Lelang Sukuk Negara
Kemudian inflasi global yang sudah stabil yang bisa mendorong perekonomian. Serta, semakin luasnya pendalaman investor SBN ritel di Indonesia.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Ramdhan memperkirakan nilai penerbitan SBN ritel tahun ini bakal sedikit lebih tinggi daripada tahun lalu. Sebagai informasi, DJPPR Kemenkeu mencatat nilai hasil penerbitan SBN Ritel sepanjang 2023 sebesar Rp 147,42 triliun.