JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan krusial bagi masyarakat Indonesia.
Merujuk pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional pada tahun 2023 telah mencapai angka 17,4 juta ton. Sebanyak 33,5 persen dari total sampah tersebut belum terkelola dengan baik.
Data dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun menunjukkan Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China, yang mayoritas berasal dari sektor rumah tangga sebesar 38 persen pada tahun 2023.
Baca juga: Produsen AMDK Dorong Ekonomi Sirkular untuk Atasi Masalah Sampah
Kondisi tersebut memicu krisis berkelanjutan jika tidak segera ditangani, seperti terjadinya kasus ledakan gas metana yang menumpuk di 38 lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada November tahun lalu.
Pengelolaan sampah terpadu semakin mengemuka berkat peran para ecopreneurs yang mendorong masyarakat untuk peduli tentang pentingnya hilirisasi sampah dalam mendukung ekonomi sirkular.
Hilirisasi sampah merupakan pendekatan pentahelix, yang salah satunya tampak dalam skema pemberian insentif oleh para akademisi, pemerintah, industri swasta, komunitas, hingga media untuk mendorong perubahan perilaku menuju partisipasi aktif masyarakat terhadap 3R (reduce, reuse, recycle).
PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli telah secara bertahap menerapkan berbagai inisiatif pengurangan sampah kemasan sejak tahun 2020, salah satunya adalah program Take-Back yang memfasilitasi konversi 10 kemasan bekas menjadi 1 bibit pohon.
Baca juga: Tukar Sampah Dapat Uang Digital, Simak Caranya
Sejak program Take-Back diinisiasi, telah terkumpul sekitar 80.000 sampah kemasan dari pelanggan yang berhasil dikonversi menjadi 8.000 pohon dan telah ditanam di 3 lokasi di Indonesia.
Selanjutnya, kemasan Blibli yang sudah berstandar FSC (Forest Stewardship Council) itupun didaur ulang oleh mitra rantai pasok kami untuk menjadi shredded paper sebagai alternatif bubble wrap.
Sebagai informasi, kemasan berstandar FSC artinya bersumber dari bahan baku yang berkelanjutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Pelanggan dapat berpartisipasi dalam program ini melalui layanan kurir BES Paket yang datang ke rumah, atau bisa juga secara mandiri mendatangi lebih dari 10 dropbox collection yang tersebar di beberapa titik di Jabodetabek, termasuk di kantor pusat Blibli, tiket.com dan Ranch Market.
Baca juga: Bappenas dan Pemerintah Jerman Rekomendasikan Reformasi Pengelolaan Sampah
“Selaras dengan komitmen sustainability Blibli Tiket ACTION, kami sebagai pelaku industri secara konsisten memberikan edukasi dan melibatkan pelanggan, mitra rantai pasok, serta karyawan Blibli, tiket.com dan Ranch Market dalam upaya hilirisasi sampah," kata Lisa Widodo, Co-Founder & COO Blibli dalam keterangan resmi, Senin (26/2/2024).
Beberapa program yang dilakukan, di antaranya daur ulang hingga 4 ton sampah kemasan sepanjang tahun 2023 untuk mewujudkan ekonomi sirkular bersama Recycling Village, Liberty Society, dan 180 Degrees, dengan koleksi eksklusif daur ulang telah terjual habis di microsite Blibli Cinta Bumi Eco Hub.
Blibli Tiket juga bekerja sama dengan Magalarva mengolah 3,5 ton limbah makanan dari operasional bisnis menjadi pakan ternak.
“Semua inisiatif ini kami lakukan dalam mendukung efisiensi sumber daya, pengelolaan sampah, dan pengurangan emisi karbon, untuk bersama mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pilar Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab, serta pilar Penanganan Krisis Iklim," ujar Lisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.