Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jazak Yus Afriansyah
Trainer

Author, Coach, Trainer.
Master of Technology Management.

Mewaspadai 6 Dampak Buruk Gejala Jurang Kepemimpinan (Bagian I)

Kompas.com - 28/02/2024, 09:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Leadership gap syndrome akan menjebak pemimpin. Dia mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan dan memberikan tujuan, arahan, atau sumber daya yang cocok dengan gaya Generasi Millennial, sehingga menyebabkan kebingungan dan inefisiensi proses kerja dan proses bisnis.

Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktifitas karyawan dan menghambat pencapaian tujuan bisnis dan organisasi secara keseluruhan.

Ketiga, komunikasi yang buruk. Leadership gap syndrome dari pimpinan yang belum insyaf dan tidak mau bertobat dari kekhilafannya ini dapat menimbulkan kesalahpahaman, rumor, dan kurangnya keselarasan dalam organisasi.

Keadaan ini jika terus dibiarkan terjadi, maka akan menyebabkan kebingungan, memicu kecemasan, dan penurunan kolaborasi antaranggota tim, terutama mereka dari kalangan Millennial.

Dengan pola komunikasi yang “nggak nyambung” tentu membuat tim yang dipimpin merasa tidak nyaman.

Keempat, bertahan untuk tidak berubah atau quiet quitting. Gejala jurang kepimimpinan sering kali berkontribusi pada kurangnya kepercayaan, bahkan hingga pada kondisi hilangnya kepercayaan atau trust antara atasan dan karyawan di dalam organisasi.

Ketidakpercayaan ini dapat mengakibatkan penolakan terhadap kepemimpinan juga semua inisiatif perubahan dan pengembangan bisnis yang disampaikan oleh pemimpin.

Situasi ini menghambat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi atau gagap dalam berinovasi terhadap tren perubahan selera pasar, sehingga perusahaan mengalami tantangan besar agar tetap relevan dengan terus kompetitif.

Kelima, stagnasi dan kurangnya inovasi. Sebagaimana dijelaskan pada dampak keempat, jelas leadership gap syndrome memicu stagnasi inovasi dan kreatitiftas.

Tanpa kepemimpinan relevan dan produktif yang mendorong budaya inovasi, perusahaan pasti kesulitan beradaptasi dengan teknologi baru untuk merespons dengan cepat permintaan pasar yang terus dinamis.

Hal ini dapat menyebabkan degradasi dan hilangnya daya saing perusahaan dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus nyata, bahkan bisa terjadi dalam jangka waktu yang sangat cepat dan tidak terduga.

Keenam, meningkatnya turnover atau keluarnya karyawan bertalenta dengan frekuensi tinggi dan jumlah yang sangat besar. Di saat sama perusahaan mengalami kesulitan dalam merekrut talenta berkualitas tinggi.

Faktanya banyak ditemukan perusahaan dengan leadership gap syndrome pada stadium yang sudah sangat kronis, akan mengalami kesulitan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik mereka.

Secara ilmiah individu atau karyawan yang berkinerja tinggi atau mereka yang masuk ke dalam kategori karyawan star performer sering kali mencari organisasi dengan kepemimpinan yang kuat dan cocok atau selaras dengan aspirasi dan gaya kerja mereka.

Tentunya dengan budaya kerja dengan vibes yang produktif dan flexible jauh dari kesan pemimpin toxic!

Dengan mempertimbangkan enam dampak buruk dari gejala jurang kepemimpinan, tentunya Anda sebagai pemimpin perlu terus waspada dan mawas diri, untuk konsisten mengembangkan kemampuan kepemimpinan dengan berani keluar dari zona nyaman gaya kepemimpinan saat ini.

Anda perlu segera melakukan perubahan gaya kepemimpinan yang relevan atau cocok dengan sebagian besar tim yang Anda pimpin dari Generasi Millennial.

Pada edisi kedua akan kita identifikasi dan bahas beberapa gejala khas leadership gap syndrome.

Selamat memimpin dan berkembang bersama Generasi Millennial! Salam sukses selalu untuk kita semua!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com