Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Kami Memproyeksi Ekonomi Indonesia Sedikit Melambat

Kompas.com - 28/02/2024, 16:42 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memproyeksi, laju pertumbuhan ekonomi melambat pada tahun 2024. Hal ini seiring dengan melemahnya perekonomian dunia.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan, pihaknya memprediksi perekonomian Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen sepanjang tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,03 persen.

"Kami memproyeksi adanya sedikit perlambatan ekonomi Indonesia dari 5 persen menjadi 4,9 persen," kata dia, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Baca juga: Wanti-wanti Bank Dunia Soal Program Makan Siang Gratis

Namun demikian, Satu bilang, angka tersebut masih berpotensi berubah. Berbagai dinamika dalam negeri atau global bisa saja merubah angka proyeksi yang dibuat pada awal tahun itu.

Di tengah potensi perlambatan itu, Bank Dunia masih menilai Indonesia sebagai "titik terang" dari perekonomian dunia. Sebab, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dibanding negara dengan perekonomian besar lain.

"Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang terus mengalami pertumbuhan yang baik," ujar Satu.

Perekonomian Indonesia yang terjaga dinilai tidak terlepas dari berbagai kebijakan fiskal yang telah dilakukan pemerintah.

"Kami tentu menanti perkembangan ke depan, karena itu adalah kekuatan Indonesia," ucap Satu.

Sebagai informasi, dalam Laporan Prospek Ekonomi Global terbaru, Bank Dunia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat selama tiga tahun berturut-turut.

Pada 2024 misalnya, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya mencapai 2,4 persen, atau lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 2,6 persen. Angka tersebut 0,75 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi global pada 2010-an.

Sementara itu, negara berkembang diperkirakan hanya tumbuh 3,9 persen. Proyeksi tersebut 1 persen lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada dekade sebelumnya.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi negara berpendapatan rendah diperkirakan tumbuh 5,5 persen, atau lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.

Baca juga: Menurut Jokowi, Tantangan Ekonomi Indonesia ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com