Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips "Branding" untuk UMKM agar Omzet Meningkat

Kompas.com - 04/03/2024, 05:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Ilustrasi UMKM kuliner. SHUTTERSTOCK/ARIEF BUDI KUSUMA Ilustrasi UMKM kuliner.

Jika UMKM ingin dilirik oleh konsumen di tengah persaingan yang ketat, maka perlu menemukan unique selling point (USP), sesuatu yang unik dari produk atau layanan jasa yang menonjol dan memiliki value untuk konsumen dibandingkan dengan kompetitor lainnya.

Dengan adanya USP tersebut, konsumen memiliki alasan kenapa harus membeli produk atau jasa dibandingkan dengan membeli milik kompetitor.

3. Mengoptimalkan hal kecil yang bisa membuat pelanggan menjadi setia

Branding bukan cuma bicara membangun awareness ke calon pelanggan baru, tapi juga bagaimana bisa mempertahankan pelanggan yang ada. Ada beberapa cara untuk bisa meningkatkan engagement ke pelanggan eksisting agar betah.

Baca juga: Raih Omzet Rp 1,1 Miliar Per Tahun, Co-Founder Minang Kakao: Ditjenbun Bantu Branding dan Pemasaran

Pertama, dari segi kualitas layanan yang membuat pelanggan merasa nyaman dan aman dalam membeli produk di toko online. Misalnya, konsisten menjaga tingkat balas chat paling lama 30 menit.

Selain itu, bisa juga dalam memberikan garansi produk demi kepuasan pelanggan. Sehingga pelanggan bisa nyaman untuk kembali membeli produk bahkan merekomendasikan ke kerabatnya.

Kedua, pemberian diskon. Banyak yang menilai diskon besar bisa memberikan eksposur penjualan lebih tinggi.

Namun, dari sisi branding, diskon besar bisa merusak brand image karena berarti nilai barang yang dijual dianggap lebih rendah. Terkadang hal-hal seperti ini dianggap tidak dignifikan, padahal cukup berpengaruh terhadap persepsi brand itu sendiri.

Baca juga: Kembangkan Skema Communal Branding, Jatim Ekspor 200 Ton Kopi Ke Mesir

4. Sah-sah saja memanfaatkan "influencer," tetapi...

Jasa influencer untuk meningkatkan awareness produk masih dibutuhkan oleh para pebisnis toko online di 2024. Dengan catatan, influencer yang dipilih harus memiliki relevansi dengan bisnis brand tersebut.

Misalnya, UMKM penjual atau distributor onderdil kendaraan hingga memiliki layanan bengkel bisa menggunakan influencer di sektor otomotif. Sehingga, audience influencer akan relevan dengan produk yang brand tersebut miliki.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com