Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duo Pengembang Properti Australia Asal RI Pecah Kongsi, Ada Apa?

Kompas.com - 12/03/2024, 14:25 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua sosok pengembang properti di Australia asal Indonesia, Paul Sathio dan Iwan Sunito memutuskan pecah kongsi dalam perusahaan Crown Group setelah bermitra hampir 30 tahun.

Paul Sathio selaku Co-Founder and CEO Crown Group Holdings dan juga pemegang saham terbesar Crown Group sejak didirikan pada tahun 1996, mengajukan tuntutan untuk memutuskan kerja sama dengan Iwan Sunito dan melikuidasi Crown Group.

Paul, melalui PNR International mengajukan tuntutan di pengadilan lantaran perselisihan berkepanjangan dengan Iwan Sunito selaku mitra bisnisnya.

Baca juga: Kementerian PUPR Sebut Bisnis Properti RI Bakal Cerah, tetapi...

Cantiknya Sydney Opera House di laman hari dengan efek lampu.Kamera Galaxy S23 Ultra. Ponsel ini mampu menangkap detail bangunan ini dengan sangat baik dan detail, tanpa noise dan efek berpendar.KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Cantiknya Sydney Opera House di laman hari dengan efek lampu.Kamera Galaxy S23 Ultra. Ponsel ini mampu menangkap detail bangunan ini dengan sangat baik dan detail, tanpa noise dan efek berpendar.

Tindakan hukum ini menandai eskalasi perselisihan berkepanjangan dua pendiri Crown Group, yang mengakibatkan kegiatan bisnis perusahaan terombang-ambing sejak beberapa tahun terakhir.

Untuk menghindari kepincangan lebih lanjut, Paul, satu-satunya pemegang saham yang aktif menjaga kelangsungan operasional Crown Group menyuntikkan modal ke perusahaan guna melanjutkan sejumlah kegiatan, seperti pembayaran gaji-gaji karyawan, pembayaran sewa kantor, pembayaran pajak, pembayaran bunga bank, hingga pembayaran tagihan dari para sub-kontraktor.

Total dana yang telah diguyurkan untuk menjaga agar Crown Group tetap beroperasi dalam beberapa tahun terakhir bahkan sudah mencapai hampir 50 juta dolar Australia atau sekitar Rp 500 milliar.

Sebaliknya, Iwan Sunito tidak pernah menyuntikkan dana. Bahkan, Iwan disebut menghalangi proses pembayaran kepada pihak berelasi dengan Crown Group sehingga menyebabkan beberapa proyek dalam posisi default.

Baca juga: BTN Prediksi Sektor Properti Cerah Tahun Ini

Berdasarkan pengajuan gugatan di pengadilan, Paul telah menunjuk BDO Australia selaku likuidator sementara (provisional liquidator) pada Agustus 2023.

Ilustrasi properti, bisnis properti.SHUTTERSTOCK/VITALII VODOLAZSKYI Ilustrasi properti, bisnis properti.

BDO Australia memiliki wewenang atas semua aset Crown Group yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kewajiban dalam bentuk utang atau tagihan lainnya dan untuk menyelamatkan kekayaan Perseroan yang masih tersisa.

“Kemitraan antara Paul Sathio dan Iwan Sunito sudah tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu, manajemen menunjuk pihak independen (likuidator) untuk mengendalikan perusahaan,” ujar Manajemen Crown Group, dalam pernyataan resmi, Selasa (12/3/2024).

Sebelumnya, Paul Sathio dan Iwan Sunito telah membuat kesepakatan dalam hal pembagian portofolio Crown Group pada bulan September tahun 2022. Akan tetapi, Iwan Sunito mengingkari perjanjian ini, sehingga Paul Sathio akhirnya memilih mengambil jalur hukum.

Baca juga: Saham Hiburan, Properti, dan Mal Tersengat Sentimen Kenaikan Pajak Hiburan

Crown Group tercatat telah merampungkan sejumlah proyek besar berlokasi strategis seperti Top Ryde City Living-Top Ryde, Skye-North Sydney, V Parramatta, Arc-Sydney CBD, Infinity-Green Square, Waterfall-Waterloo, dan The Grand–Eastlake.

Beda Fokus Sathio dan Sunito

Paul Sathio dan Iwan Sunito saat ini telah berpisah dan menjalankan bisnis pengembang properti masing-masing tanpa memiliki keterkaitan satu sama lain.

Iwan Sunito memiliki beberapa sayap usaha baru seperti One Mastery Developments Pty Ltd. dan One GC Chatswood Pty Ltd. Namun, kedua proyek itu kini tengah menghadapi tuntutan hukum.

One Mastery Developments Pty Ltd tengah dalam proses likuidasi dengan likuidator yang ditunjuk pada tanggal 4 September 2023 setelah terjadi gagal bayar tagihan kepada kontraktor.

Baca juga: Catat, Kelebihan dan Kekurangan Aset Properti sebagai Investasi

 

Kemudian, One GC Chatswood Pty Ltd dibubarkan dan dimasukkan ke dalam kurator pada September 2023 dan kini berada di bawah Administrasi Eksternal Australia.

Selain itu, salah satu aset milik Iwan Sunito melalui bisnis pribadinya dilaporkan tengah terbelit masalah. Proyek Macquarie Park, seperti ditulis oleh The Australian Financial Review (18/8/2023) di mana Iwan Sunito harus menghadapi tuntutan hukum karena diduga gagal membayar kembali pinjaman senilai 4,5 juta dolar Australia atau sekitar Rp 45 milliar.

Di lain pihak, Paul Sathio kini menjalankan bisnis properti di bawah bendera Sathio Group Pty Ltd. Perusahaan itu telah mengakuisisi beberapa lokasi pengembangan properti dan apartemen mewah di sejumlah kota Australia seperti Sydney dan Brisbane.

Terakhir, Sathio Group saat ini memiliki beberapa proyek prestisius antara lain proyek mixed residential di Burwood and 2 proyek besar di Bringelly, masing-masing seluas 2 hektare dengan total apartemen lebih dari 1.100 unit.

Baca juga: Minat Milenial dan Gen Z Beli Rumah Tinggi, Asuransi Properti Ikut Terdongkrak

Bringelly berlokasi dekat dengan bandara baru Sydney yang direncanakan selesai dalam 2 tahun mendatang lengkap dengan fasilitas kereta ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com