Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pilot Tertidur saat Penerbangan, Pengamat Sarankan Pesawat Komersial Dipasangi Ini

Kompas.com - 12/03/2024, 18:42 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menyarankan agar pesawat komersial dipasangi sistem Crew Alertness Monitor (CAM).

Gerry bilang, sistem CAM ini dapat berguna untuk mengantisipasi pilot dan kopilot ketiduran selama penerbangan seperti yang terjadi pada pesawat Batik Air pada 25 Januari 2024.

"Saya keingat bahwa ada sebuah sistem yang available bisa dipasang di pesawat untuk mencegah kedua pilot bablas ketiduran," ujarnya dalam akun X atau Twitter pribadinya, dikutip Selasa (12/3/2024).

Baca juga: Kemenhub Tegur Keras Batik Air soal Pilot dan Kopilot Tertidur Saat Terbang

Ilustrasi pesawat.Freepik/Trinity Moss Ilustrasi pesawat.

Dia menjelaskan, sistem CAM ini akan membuat pesawat mengeluarkan EICAS caution atau pilot response ketika beberapa menit tidak ada aktivitas pada switch action.

Untuk mematikan peringatan tersebut, maka salah satu switches pada switch action harus ditekan atau diputar. Setelah itu barulah peringatannyanya akan hilang dan timer CAM direset.

"Jika tidak ada respons, maka kemudian akan keluar warning di EICAS Display (Engine Indication and Crew Alerting System). Enaknya, CAM ini bisa diset (diatur) sesuai keinginan airline," jelas Gerry.

Namun, kata Gerry, sistem CAM ini belum terpasang dan bahkan belum menjadi opsi di semua tipe pesawat komersil di Indonesia.

Baca juga: Batik Air Nonaktifkan Sementara Pilot yang Tidur Saat Penerbangan

Sampai saat ini, sistem CAM baru dipasang di pesawat berbadan lebar (wide body) atau penerbangan yang berlangsung 6 hingga 12 jam nonstop (long haul).

Oleh karenanya, dia menilai pemasangan sistem CAM ini diperlukan di pesawat-pesawat komersial di dalam negeri mengingat semakin banyaknya overnight operation pada penerbangan jarak pendek dan menengah menggunakan pesawat berbadan sempit (narrow body).

 

Ilustrasi pilot di kokpit pesawat.SHUTTERSTOCK/SKYCOLORS Ilustrasi pilot di kokpit pesawat.
"Alangkah bagusnya kalau Crew Alertness Monitor ini menjadi opsi di semua tipe pesawat komersil atau bahkan jadi mandatory," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, pilot dan kopilot Batik Air tertidur ketika sedang membawa pesawat dari Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/1/2024).

Baca juga: Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur dalam Penerbangan, Pengamat: Ini Ada Risiko Sistemik yang Harus Diselesaikan

Peristiwa tersebut diketahui dari preliminary report atau laporan pendahuluan yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

KNKT mengatakan, jenis pesawat yang dikemudikan oleh pilot dan kopilot yang tidur adalah Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-LUV.

"Pesawat ini dioperasikan oleh dua pilot dan empat pramugari. Dioperasikan sebagai penerbangan penumpang berjadwal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (WIII) Jakarta menuju Bandara Halu Oleo (WAWW) Kendari dan pulang pergi," tulis KNKT dalam laporannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com