Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Kerap Alami Ketidakadilan di Tempat Kerja, Ini Sebabnya

Kompas.com - 13/03/2024, 14:43 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Masalah kesenjangan di dunia kerja masih saja terjadi, meski isu kesetaraan gender terus digaungkan. Dengan pekerjaan yang sama, tentu harus mendapatkan upah yang setara dengan upah laki-laki.

Mengutip CNBC, rata-rata pekerja perempuan dibayar hanya 84 persen dari gaji laki-laki untuk pekerja penuh waktu dalam setahun. Secara keseluruhan termasuk pekerja perempuan paruh waktu, dan musimam gajinya hanya 78 persen dari gaji laki-laki.

Kesenjangan gaji terjadi pada perempuan kulit hitam, warga Latin, pengasuh, perempuan penyandang disabilitas, dan banyak lagi. Banyak hal yang menyebabkan kesenjangan gaji yang besar, seperti pilihan karier, hingga industri.

Bagi perusahaan, membayar perempuan secara adil adalah sebuah taruhan. Hal itu juga dinilai benar dan menjadi keharusan dalam bisnis. SurveyMonkey melalukan audit kesetaraan gaji untuk memastikan bahwa pemberi kerja mematuhi undang-undang kesetaraan gaji yang berlaku.

Tapi, ini hanyalah salah satu cara menjaga akuntabilitas dalam menciptakan tempat kerja di mana setiap orang merasa didukung dan dapat melakukan pekerjaan terbaik dalam hidup mereka. Namun upah yang setara untuk pekerjaan yang setara hanyalah permulaan.

Baca juga: Sulitnya Menjadi Pekerja Perempuan di Indonesia

Lalu, apa yang menyebabkan adanya kesenjangan gender dalam hal pekerjaan?

Kesenjangan fleksibilitas

Karyawan membutuhkan lebih dari sekedar gaji yang adil untuk mendorong mereka tetap bertahan dan melakukan pekerjaan dengan baik.

Perusahaan perlu memikirkan cara mengatasi kesenjangan struktural dan menciptakan lingkungan yang ramah serta mendorong inklusi dan kesetaraan.

Temuan baru menunjukkan bahwa fleksibilitas jadwal dan promosi menduduki urutan teratas dalam daftar tuntutan pekerja perempuan dari organisasi mereka.

“Data tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa fleksibilitas di tempat kerja bukan sekadar hal yang menyenangkan bagi pekerja perempuan, namun merupakan perbedaan antara memiliki atau tidak memiliki keseimbangan kehidupan kerja,” mengutip temuan SurveyMonkey.

Baca juga: Simak 5 Tips Finansial untuk Pekerja Perempuan di 2023

 


Mencapai keseimbangan kehidupan kerja mungkin tampak seperti ide yang tidak masuk akal di dunia kerja modern yang serba cepat dan selalu terhubung.

Hal ini terutama berlaku bagi perempuan, yang seringkali memikul tanggung jawab pengasuhan di luar pekerjaan. Faktanya, perempuan dilaporkan lima hingga delapan kali lebih mungkin terkena dampak karier mereka karena kewajiban informal.

Data perempuan pekerja dalam setahun terakhir mencatat sebanyak 32 persen mengatakan mereka memiliki jadwal kerja yang tidak fleksibel. 32 persen lainnya mengatakan, mereka banyak komitmen pribadi dan keluarga.

Baca juga: Survei: Seimbangkan Karier dan Keluarga, Kesehatan Mental Pekerja Perempuan Memburuk Selama Pandemi

Halaman:


Terkini Lainnya

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com