Dari perspektif Australia, destinasi utama investasi ke luar negeri adalah Amerika Serikat dan Inggris, masing-masing dengan 29 persen dan 23 persen.
Hanya kurang dari 3 persen dari nilai investasi Australia yang mengalir ke Asia Tenggara, dengan lebih dari 60 persen terkonsentrasi di Singapura.
Pada 6 September 2023, Perdana Menteri Anthony Albanese meluncurkan “Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040.”
Dokumen ini merupakan strategi meningkatkan hubungan ekonomi yang mencakup berbagai sektor, termasuk pertanian dan makanan, sumber daya alam, infrastruktur, pendidikan, pariwisata, kesehatan, keuangan, serta fokus pada ekonomi digital, industri kreatif, dan transisi energi hijau.
ASEAN dan Australia telah menyetujui beberapa perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA), baik secara bilateral maupun multilateral.
Contoh utama adalah ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP).
Di samping itu, Australia juga terlibat dalam kerja sama lain dengan beberapa negara Asia Tenggara melalui forum seperti Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan East Asia Summit (EAS).
Secara bilateral, Australia memiliki hubungan perdagangan yang paling erat dengan Singapura, melalui tiga perjanjian: Singapore-Australia FTA (2003), Australia-Singapore Digital Economy Agreement (2020), dan Singapore-Australia Green Economy Agreement (2022).
Selain Singapura, Australia juga telah menjalin FTA dengan tiga negara lainnya, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Fakta menunjukkan memang banyak potensi yang bisa dimaksimalkan. Merujuk pada analisis International Trade Centre (ITC), tiga unggulan produk dari Australia ke Asia Tenggara adalah minerals, logam mulia, daging (selain unggas), logam (kecuali besi), dan gandum.
Nilainya mencapai sekitar 12 miliar dollar AS. Dari perhitungan, nilai pedagangan bisa mencapai hampir dari 30 miliar dollar AS, atau ada potensi tambahan lebih dari 17 milyar dollar AS.
Sementara itu, ekspor dari Asia Tenggara ke Australia dari peralatan elektronik, alat mesin, produk makanan, baju, plastik, dan karet, senilai hampir 11 miliar dollar AS. Padahal dengan melihat pasar di Australia, masih ada potensi lebih dari 8 miliar dollar AS.
Hal yang perlu jadi perhatian lebih adalah terkait investasi. Lebih dari separuh investasi Australia mengalir ke Amerika Serikat dan Inggris (52 persen).
Lalu, 6 negara selanjutnya dengan total kontribusi sebesar 17 persen (Selandia Baru, Jepang, Cayman, Kanada, Perancis, dan Hong Kong). Negara di Asia Tenggara yang menerima investasi tertinggi adalah Singapura, yaitu 2,1 persen dan menduduki ranking ke-9.
Proyeksi menunjukkan bahwa Asia Tenggara akan menjadi blok ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2040, setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India.