Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Literasi Keuangan Syariah Naik Signifikan, tapi Inklusi Masih Rendah

Kompas.com - 13/03/2024, 18:50 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan, tingkat literasi keuangan syariah nasional meningkat signifikan, namun tidak diikuti dengan tingkat inklusi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, data itu ditunjukan dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2023, yang hasilnya akan dipublikasikan ke depan.

"Untuk survei di tahun 2023 telah terjadi peningkatan yang cukup baik, dan ini merupakan hasil kerja kita semua. Namun untuk tingkat inklusi juga masih jauh dari yanng kita harapkan," tuturnya, dalam acara Pembukaan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah 2024, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Staf Ahli Sri Mulyani Sebut Porsi Aset Keuangan Syariah RI Masih 10,81 Persen

Adapun berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022, tingkat literasi keuangan syariah baru mencapai 9,14 persen dan inklusi keuangan syariah sebesar 12,2 persen.

Kedua angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi keunagan nasional yang masing-masing mencapai 49,68 persen dan 85,1 persen.

Oleh karenanya, perempuan yang akrab disapa Kiki itu bilang, OJK telah menyiapkan sejumlah program prioritas terkait literasi dan inklusi keuangan syariah yang telah masuk dalam peta jalan atau roadmap tahun 2023-2027.

"OJK senantiasa menjalin sinergi, kolaborasi, dan kerja sama dengan berbagai pihak dengan pemerintah, dengan Bank Indonesia, dan juga seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi indeks literasi dan juga inklusi keuangan syariah," tuturnya.

Baca juga: Dorong Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Perkenalkan Platform Transaction Banking

Secara garis besar, OJK menyiapkan 4 strategi utama untuk mendongkrak tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah, yakni akselerasi dan kolaborasi program edukasi keuangan syariah, pengembangan model inklusi dan juga akses keuangan syariah, penguatan infrastruktur literasi dan keuangan syariah dan dukungan aliansi strategis dengan K/L terkait.

"Dengan harapan hal ini akan mendorong akselerasi agar nantinya secara bersama-sama kita mampu mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia," ucap Kiki.

Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.SHUTTERSTOCK/IMRANKADIR Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.
Sebelumnya, Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK, Mohammad Ismail Riyad menilai, keuangan syariah memiliki potensi untuk berkembang lebih besar lagi di Indonesia.

Ismail mengatakan, jumlah aset keuangan syariah global terus meningkat dan diperkirakan mencapai 5,9 triliun dollar AS pada tahun 2026, setelah mencapai 3,9 triliun dollar AS pada tahun 2021.

Baca juga: Soal Ekosistem Kripto dalam Keuangan Syariah, Ini Pendapat AMCI

Indonesia sendiri menempati peringkat ketujuh di dunia dalam hal total aset keuangan syariah. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk keuangan syariah.

Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC), jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai 237,56 juta jiwa atau 86,7 persen dari total penduduk Indonesia.

Produk keuangan syariah tidak hanya berfokus pada aspek komersial, tetapi juga bertujuan untuk kebaikan, manfaat, dan kesejahteraan masyarakat.

"Selama 5 tahun terakhir (2018-2023), pertumbuhan total aset keuangan syariah di Indonesia, termasuk perbankan syariah, pasar modal syariah, dan Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB) syariah, mencapai 13,7 persen, dan mencapai Rp 2.450,55 triliun per Juni 2023," kata Ismail di Bogor, Jumat (27/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com