Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Investasi "Single Stock Futures" dan Perbedaannya dengan Saham

Kompas.com - 17/03/2024, 21:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

“Ini bisa mengkompensasi kerugian dari portofolionya (jika ada),” tambah dia.

Baca juga: 5 Tips Investasi Aman untuk Membangun Masa Depan Finansial

Perbedaan SSF dan saham

Menurut Firza, bedanya saham dan SSF terletak dari modalnya. Investasi saham adalah kepemilikan, sementara SSF merupakan kontrak, sehingga bukan kepemilikan atas saham.

“Otomatis dengan nama itu jauh berbeda. Seperti, kita beli rumah dan ngontrak rumah pasti lebih murah ngontrak, itu yang bisa kita samakan dengan instrumen SSF. Misalkan kita membeli saham TLKM dengan harga Rp 4.000 per saham, maka kita membutuhkan Rp 400.000 untuk membeli 1 lot saham atau 100 lembar saham,” ungkapnya.

“Kalau kita membeli SSF, kita hanya butuh 4 persen saja dari Rp 400.000, kurang lebih Rp 16.000, jadi sangat mudah,” tambahnya.

Baca juga: Genjot Realisasi Investasi, Banten Tawarkan Potensi yang Dapat Dikembangkan pada Investor

Produk SSF juga memiliki auto rejection yang juga tidak ada perbedaan dengan saham, dan mengikuti fraksi saham yaitu 20-35 persen. Pun demikian dengan realisasi keuntungan sebelum dijual sahamnya.

SSF memiliki kontrak dan memastikan pergerakan harga futures tidak terlalu jauh dari harga saham. KPEI akan menerapkan mark to market atau disesuaikan dengan harga pasar setiap harinya.

“Inilah yang akan memberikan kepastian investor dalam mendapat harga futures yang mengikui pergerakan harga underlying,” lanjut Firza.

Baca juga: Simak, 5 Tips Memulai Investasi di Bulan Ramadhan

SSF memiliki 3 macam kontrak yakni 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan. Tergantung seri yang akan dipilih oleh investor. Sementara itu, untuk saham selama tercatat di bursa dan selama belum di jual maka otomatis tidak ada jatuh tempo dari saham tersebut.

“Untuk penyelesaian saham pemindahan bukuan adalah T+2, tapi untuk SSF dapat diselesaikan tunai dan ini lebih cepat atau T+1, biaya transaksi juga hanya Rp 250 per kontrak, sementara saham 0,03 persen dari nilai transaksi,” ungkapnya.

Sementara untuk profil risk return dari SSF memiliki risiko dan return yang tinggi dibandingkan saham dan ETF. Dia bilang, risikonya sama seperti transaksi saham tapi karena ada leverage menjadikan risiko dan return lebh menarik dan lebih tinggi dibanding saham dan ETF.

“SSF ini diharapkan bisa melengkapi investor yang memiliki profil risk dan return yang berbeda, yang risk appetite dan return appetite yang lebih tinggi ada instrumennya,” kata Firza.

Baca juga: Dorong Investasi Emas, BSI Tawarkan Gold Ownership Program

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com