Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BSN Janji Bakal Terbitkan SNI Knalpot Aftermarket Tahun Ini

Kompas.com - 25/03/2024, 17:41 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Standarisasi Nasional (BSN) mengatakan, siap menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi knalpot aftermarket

Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN Hendro Kusumo mengatakan, dengan adanya SNI, pihak kepolisian dapat membedakan knalpot aftermarket dan knalpot brong.

Knalpot aftermarket merupakan knalpot yang diproduksi oleh pihak ketiga selain pabrikan asli.

"Jika mengikuti kebutuhan masyarakat, kalau kita mau kejar tahun ini bisa segera diterbitkan (standardisasi knalpot)," kata Hendro dalam acara Demo Day Knalpot Aftermarket di Jakarta, Senin (25/4/2024).

Baca juga: Imbas Razia Knalpot Brong, Produsen Sebut Omzet Anjlok hingga 80 Persen

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Reni Yanita mengatakan, pihaknya mendukung adanya standardisasi produk knalpot aftermarket dan memiliki kewajiban untuk melakukan pembinaan agar produsen mematuhi aturan yang disusun.

"Dengan aturan ini, ke depan perlu ada standar yang baku. Pendampingan UKM dan bimbingan teknis terus dilakukan agar knalpot yang dipasarkan harus memenuhi aturan," kata Reni.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong Badan Standarisasi Nasional (BSN) membuat Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk knalpot aftermarket.

Teten mengatakan, dorongan SNI ini berawal dari peristiwa banyaknya knalpot brong yang terjaring razia selama Pilpres 2024 sehingga knalpot aftermarket ikut terdampak.

Adapun knalpot aftermarket sering dikesankan seperti knalpot brong atau palsu lantaran dinilai sama-sama menyebabkan polusi suara.

"Background-nya begini, ini waktu lalu ada satu peristiwa Pilpres yang ada razia terhadap pengguna knalpot brong, saya kira kita setuju untuk ditindak karena kita sudah punya aturan soal batas emisi kebisingan, tetapi jangan ditutup industrinya, dan dampaknya turun omzet mereka," kata Teten dalam kesempatan yang sama.

Teten mengatakan, produk knalpot aftermarket merupakan produk UMKM yang sudah masuk pasar global. Namun, permintaan pasar terbanyak berasal dari dalam negeri.

Karenanya, kata dia, pemerintah harus mencari solusi agar industri knalpot tersebut tetap bertahan.

"Razia-razia itu yang harus kita cari solusi, pemerintah punya gerakan bangga buatan Indonesia, pemerintah mendukung penggunaan produk dalam negeri 40 persen belanja pemerintah harus membeli produk lokal," ujarnya.

Teten juga mengatakan, saat ini UMKM Knalpot Aftermarket memiliki potensi ekomomi Rp 60 miliar.

Ia pun berharap BSN segera menyusun SNI agar masyarakat tidak takut membeli produk knalpot lokal.

"Karena itu dasarnya sama pengkajiannya aturan, ada SNInya enggak, tes lapangan, ada alat harus terukur, dan Alhamdulillah pemerintah dukung industri ini," ucap dia.

Baca juga: Marak Razia Knalpot Brong, Menkop Dorong SNI Knalpot Aftermarket

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com