Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Gas dalam Transisi Energi Sangat Penting untuk Dampingi EBT

Kompas.com - 25/03/2024, 15:19 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan energi gas dalam peta jalan (roadmap) transisi energi sangat vital untuk mendampingi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) yang memiliki kelemahan intermittensi atau ketidakmampuan memproduksi energi secara terus menerus. Pembangkit gas dinilai bisa direalisasikan dengan cepat hanya dalam 3-4 tahun.

Untuk itu, Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terlibat aktif pada gelaran 18th LNG Supplies for Asian Markets 2024 yang diselenggarakan pada 5-6 Maret di ONE 15 Marina Sentosa Cove, Singapura.

Dalam kesempatan tersebut, PLN EPI membuka lebar ruang kolaborasi dalam pengembangan Liquified Natural Gas (LNG) di Indonesia sebagai langkah dalam mencapai transisi energi.

Baca juga: Di Sidang IMO, RI Angkat Isu Serangan di Laut Merah dan Transisi Energi

PLN sendiri sebagai katalisator transisi energi di Indonesia telah merencanakan penambahan 80 Gigawatt energi listrik hingga tahun 2040. Kapasitas energi tersebut akan diisi oleh energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 persen atau setara 60 Gw dan 25 persen atau 20 Gw kemudian di isi oleh energi gas.

"Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah dengan gas. Pembangkit gas juga tergolong sebagai pembangkit yang bisa dengan cepat dibangun tidak seperti hydro dan geothermal," ucap Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara melalui keterangannya, Senin (25/3/2024).

Gas alam cair atau LNG juga dibutuhkan untuk mengkompensasi penurunan produksi gas pipeline dalam negeri serta untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat.

Untuk itu PLN tengah mengembangkan infrastruktur midstream LNG untuk menggantikan penggunaan solar/bahan bakar fosil dan untuk melengkapi pengembangan energi terbarukan.

Baca juga: Transisi Energi Hadapi Tantangan, Pemerintah Dinilai Ragu Tinggalkan Bahan Bakar Fosil

Skenario penurunan emisi

Tak hanya itu Rahmad Dewanto Direktur Gas dan BBM PLN EPI menambahkan, PLN telah memilih skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) sebagai skenario optimum untuk menurunkan emisi sekaligus menjaga baik kehandalan sistem maupun kelangsungan keuangan perusahaan.

“Lewat ARED akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan agresif. Kami terus menyelaraskan pengembangan pembangkit listrik berbasis gas dengan lokasi tambahan permintaan tersebar di Indonesia,” ucap Rakhmad.

Rakhmad melanjutkan, bahwa sebagai satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan pasar, PLN EPI terus mentransformasikan dirinya melalui optimalisasi kontrak dan infrastruktur.

Selanjutnya PLN EPI terus meningkatkan transparansi, efisiensi dan fleksibilitas melalui kontrak multi destination contract.

"Sebagai soul of supply pasokan Gas dan LNG untuk Pembangkit Listrik di Indonesia, kami siap untuk berkolaborasi dengan mitra gas global untuk mendukung transisi energi di Indonesia," tutup Rakhmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com