Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Orang Terkaya di Indonesia dan Gurita Bisnisnya

Kompas.com - 04/04/2024, 14:08 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Forbes

Pendiri Barito Pacific Prajogo Pangestu.KOMPAS.com/Yoga Sukmana Pendiri Barito Pacific Prajogo Pangestu.

Anak seorang pedagang karet, Prajogo Pangestu memulai kariernya di bisnis kayu pada akhir tahun 1970-an.

Perusahaannya, Barito Pacific Timber, go public pada tahun 1993 dan mengubah namanya menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan Petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Baca juga: Salip Elon Musk, Bernard Arnault Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia

Pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara ini. Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri pada Juli 2021.

Setelah membawa perusahaannya pertambangan batu bara Petrindo Jaya Kreasi ke publik pada Maret 2023, Prajogo mencatatkan unit energi terbarunya, Barito Renewables Energy, enam bulan kemudian pada Oktober 2023.

3. Low Tuck Kwong

Dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong yang lahir di Singapura adalah pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.

Dia juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.

Baca juga: Hartanya Bertambah Rp 3,5 Triliun, Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Low mendukung SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Low bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura saat remaja dan kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk peluang yang lebih besar.

Low berkembang sebagai kontraktor bangunan tetapi memperoleh keuntungan besar setelah membeli tambang pertamanya pada tahun 1997.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com