Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tekanan Inflasi, Sebanyak 65 Persen Warga AS Hidup dari Gaji ke Gaji

Kompas.com - 10/04/2024, 08:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Semakin banyak warga Amerika Serikat (AS) yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Survei Keamanan Keuangan Internasional Your Money International melaporkan, sebanyak 65 persen warga dewasa AS hanya hidup dari gaji ke gaji. Angka ini melonjak dari hasil tahun lalu yang menemukan sebanyak 58 persen warga AS hidup dari gaji ke gaji.

Survei ini melibatkan 4.324 orang dewasa warga AS. 

Baca juga: Terima Gaji, Bonus, dan THR, Simak 5 Tips Atur Keuangan pada Ramadhan 2024

Ilustrasi gaji.SHUTTERSTOCK/ANDREY_POPOV Ilustrasi gaji.

Perasaan hidup dari gaji ke gaji dirasakan oleh keseluruhan kelas gaji pekerja. ebanyak 35 persen masyarakat mengatakan mereka perlu menghasilan 50.000 dollar AS per tahun untuk merasa aman secara finansial.

Sementara 44 persen warga AS mengatakan butuh 100.000 dollar AS per tahun untuk mengamankan kondisi finansial.

Kondisi keuangan tersebut memicu stres dari warga AS. Adapun sebanyak 69 persen warga AS yang merasa hidup dari gaji ke gaji merasa stres karena adanya inflasi.

Adapun sebanyak 59 persen warga AS yang hidup dari gaji ke gaji merasa tabungannya kurang. Adapun, sebanyak 28 persen mengatakan, utang kartu kredit menjadi salah satu pemicu stres.

Baca juga: Di Indonesia, Pekerja Gaji Tinggi Cenderung Abaikan Perencanaan Keuangan Warisan

Sementara pemicu stres lainya dipicu oleh kenaikan suku bunga, tagihan medis atau layanan kesehatan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau hilangnya pendapatan.

Kekhawatiran warga AS ini bukan tanpa alasan. Inflasi AS memang masih meningkat pada 2024. Sementara, Biro Perlindungan Keuangan Konsumen menemukan, rata-rata suku bunga kartu kredit mencapai angka tertinggi dalam sejarah atau ada di level 22,8 persen.

Ilustrasi mata uang dollar AS. PIXABAY/PUBLICDOMAINPICTURES Ilustrasi mata uang dollar AS.

Meskipun demikian, sebanyak 47 persen orang AS telah menyisihkan uang untuk keadaan darurat.

Adapun, untuk mencapai stabilitas keuangan, sebanyak 42 persen warga Amerika Serikat percaya mereka harus mengeluarkan uang lebih sedikit dibandingkan pendapatan.

Baca juga: Simak 16 Jurusan Kuliah dengan Gaji Tertinggi Setelah Lulus

Sementara itu, 33 persen warga percaya, memiliki pekerjaan tetap dengan gaji tinggi akan menyelesaiakn masalah. Sedangakan 11 persen masyarakat percaya masalah keuangan ini dapat selesai ketika mereka memiliki bisnis sendiri.

Di sisi lain, para ahli finansial menawarkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan finansial tersebut. Pertama, masyarakat harus membangun dana darurat.

Analis kredit LendingTree Matt Schulz menuturkan, meskipun seseorang telah membayar seluruh tagihan kartu kreditnya, tidak memiliki dana darurat akan membawa seseorang ke dalam utang kembali.

"Tanpa dana darurat, biaya kesehatan dadakan atau tagihan mobil yang rusak akan membawa Anda untuk berutang kembali," kata dia dikutip dari CNBC, Rabu (10/4/2024).

Baca juga: 5 Tips Menabung Emas dengan Gaji UMR

Ia menambahkan, seseorang dapat mencoba untuk mengatur pemotongan otomatis dari gaji yang dimiliki untuk masuk langsung ke rekening tabungan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com