Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Pemilu Berdampak pada Stabilitas Ekonomi dan Sektor Keuangan di RI

Kompas.com - 22/04/2024, 16:02 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Para analis dan ekonom memperkirakan bahwa hasil pemilu akan berdampak signifikan pada stabilitas ekonomi dan sektor keuangan negara ini.

Pemilu yang damai dan teratur dapat meningkatkan kepercayaan investor dan memicu pertumbuhan ekonomi, sementara ketidakpastian politik dapat menimbulkan tantangan baru.

Banyak pihak mengharapkan pemilu tahun ini berlangsung dalam satu putaran. Hal ini akan memberikan kepastian politik yang lebih cepat dan mendorong percepatan kebijakan ekonomi dan investasi.

Chief Economist Mandiri, Andry Asmoro mengatakan bahwa pemilu memberikan dampak pada sektor keuangan.

“Pemilu 1 putaran dapat mendorong permintaan capex terutama di semester 2,” ucap Andry pada Market Outlook, yang diadakan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/4/2024).

Baca juga: Pertumbuhan Kredit dan Pendanaan Perbankan 2024 Diproyeksi Masih Baik di Tengah Ketidakpastian Global

Jika pemilu dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan besar, hal ini dapat memberikan sinyal positif kepada investor, baik domestik maupun internasional, bahwa Indonesia tetap berada di jalur yang stabil.

Pemilu yang stabil dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik setelah pemilu dapat mendorong sektor keuangan, terutama dalam hal permintaan kredit dan investasi.

Capex perusahaan mungkin meningkat, terutama pada semester kedua, yang berpotensi memicu pertumbuhan kredit dalam sektor perbankan.

Selain itu, turunnya ketidakpastian politik dapat memberikan peluang kepada bank untuk merencanakan strategi keuangan jangka panjang dengan lebih baik.

Baca juga: Pasar Modal 2024, Outlook Cerah dengan Sektor Perbankan yang Dominan

 


Menurut data yang dirilis pemerintah, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan tetap di kisaran 5 persen pada tahun ini.

Dengan ekspektasi suku bunga acuan yang akan turun pada tahun 2024 dan 2025, perbankan memiliki posisi tawar yang lebih baik dalam mengelola biaya pendanaan dan menawarkan produk kredit yang kompetitif.

Hal ini dapat merangsang aktivitas ekonomi lebih lanjut, terutama setelah periode pemilu yang berpotensi membawa angin segar bagi bisnis dan investor.

Baca juga: Saham Sektor Perbankan Kuasai Kapitalisasi Pasar Modal RI

 

Namun, tidak semua pihak optimistis. Beberapa analis memperingatkan bahwa pemilu bisa menghadirkan ketidakpastian, terutama jika hasil pemilu ditunda atau diperdebatkan.

Faktor-faktor seperti "wait and see" di dunia usaha, yang menunggu susunan kabinet hingga Oktober 2024, dapat memengaruhi sentimen pasar dan menunda keputusan investasi.

Selain itu, pemangkasan suku bunga acuan yang cenderung terjadi di akhir tahun dapat membuat suku bunga tinggi bertahan lebih lama, menghambat pertumbuhan kredit di sektor perbankan.

Ketidakpastian ini dapat berdampak pada likuiditas dan persaingan pendanaan antara pemerintah dan perbankan, mengingat utang jatuh tempo pemerintah di tahun-tahun mendatang cukup tinggi.

Baca juga: Didukung BRI, Yuli dan Tatang Sukses jadi Penyedia Layanan Transaksi Perbankan

Dengan latar belakang ini, perbankan dan investor perlu mengambil tindakan untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang yang ada.

Kolaborasi antarbank, perencanaan keuangan yang matang, dan penggunaan teknologi seperti big data untuk memahami perilaku konsumen dapat membantu perbankan menghadapi tantangan dan peluang di tahun pemilu.

Apapun hasilnya, stabilitas ekonomi Indonesia bergantung pada pemilu yang lancar dan kepastian politik yang menyertainya. Dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan yang kondusif, Indonesia dapat menjaga momentum pertumbuhannya dalam beberapa tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com