Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Kompas.com - 03/05/2024, 09:55 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (3/5/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat dalam pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, IHSG berada di zona hijau dan menyentuh level 7.165,1 pada pembukaan perdagangan, namun pada pukul 09.40 WIB, IHSG berada pada level 7.110,31 atau turun 7,1 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.117,42.

Sebanyak 204 saham melaju di zona hijau dan 221 saham di zona merah. Sedangkan 175 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,9 triliun dengan volume 4,6 miliar saham.

Baca juga: Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Research Division MNC Sekuritas T. Herditya Wicaksana mengatakan, hari ini IHSG berpotensi melakukan uji support setelah akhir perdagangan kemarin, muncul kenaikan volume penjualan.

“Selama masih mampu berada di atas 7,026 sebagai supportnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289,” kata Herditya.

Adapun support IHSG berada di level 7.045 - 7.026, resistance pada level 7.298 - 7.377.

Bursa Asia hijau dengan kenaikan Strait Times 0,3 persen (9,8 poin) ke level 3.306,68, dan Hang Seng Hong Kong 1,28 persen (232,7 poin) ke posisi 18.439,89.

Baca juga: Ingin Mencoba Investasi Saham? Ini 7 Tips yang Bisa Diperhatikan

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.33 WIB rupiah berada pada level Rp 16.096 per dollar AS atau naik 90 poin (0,55 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.186 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih menyambut positif pernyataan Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS, pasca rapat kebijakan moneter yang mengisyaratkan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini.

“Rupiah kelihatannya masih bisa menguat hari ini terhadap dollar AS. Indeks dollar AS terlihat masih menurun pagi ini, bergerak di kisaran 105,25. Pagi sebelumnya di kisaran 105,77,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Kemarin data inflasi Indonesia bulan April pun masih terjaga di kisaran target BI, di 3 persen. Hasil ini juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp 16.100 per dollar AS hari ini, dengan potensi resisten di sekitar Rp 16.200 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Italia yang Mau Pindah ke Pedesaan Bakal Diberi Insentif Ratusan Juta

Warga Italia yang Mau Pindah ke Pedesaan Bakal Diberi Insentif Ratusan Juta

Whats New
BSI Catat Pembiayaan Berkelanjutan Rp 59,19 Triliun Per Maret 2024

BSI Catat Pembiayaan Berkelanjutan Rp 59,19 Triliun Per Maret 2024

Whats New
KEK Nongsa Digital Park Bidik Target Investasi Masuk Indonesia Tembus Rp 40 Triliun

KEK Nongsa Digital Park Bidik Target Investasi Masuk Indonesia Tembus Rp 40 Triliun

Whats New
Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Whats New
Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu

Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu

Whats New
[POPULER MONEY] BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Nikel-Kobalt Weda Bay | Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

[POPULER MONEY] BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Nikel-Kobalt Weda Bay | Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Whats New
Cara Isi Saldo DANA lewat ATM BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan BSI

Cara Isi Saldo DANA lewat ATM BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan BSI

Spend Smart
Cara Ajukan Laporan Gagal Setor Tunai di ATM via BRImo

Cara Ajukan Laporan Gagal Setor Tunai di ATM via BRImo

Spend Smart
Blibli Hadirkan Promo Belanja di Bliblimart, Ada Cashback Rp 100.000

Blibli Hadirkan Promo Belanja di Bliblimart, Ada Cashback Rp 100.000

Spend Smart
Emiten Travel Haji dan Umrah HAJJ Raup Pendapatan Rp 318,19 Miliar pada 2023

Emiten Travel Haji dan Umrah HAJJ Raup Pendapatan Rp 318,19 Miliar pada 2023

Whats New
Pendataan QR Code untuk Beli Pertalite Capai 100 Persen di 3 Provinsi

Pendataan QR Code untuk Beli Pertalite Capai 100 Persen di 3 Provinsi

Whats New
Indeks Kepercayaan Industri RI Stagnan pada Juni 2024, Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Indeks Kepercayaan Industri RI Stagnan pada Juni 2024, Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Whats New
Bank Mandiri Sediakan Solusi Keuangan untuk Pengembang Sistem Manajemen Apotek

Bank Mandiri Sediakan Solusi Keuangan untuk Pengembang Sistem Manajemen Apotek

Whats New
Pemerintah Dorong Investasi Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil

Pemerintah Dorong Investasi Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil

Rilis
Jumlah Investor Kripto Meningkat, Edukasi Perlu Terus Dilakukan

Jumlah Investor Kripto Meningkat, Edukasi Perlu Terus Dilakukan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com