Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Gas Naik, LNG Bakal Jadi Andalan di Era Transisi Energi

Kompas.com - 13/06/2024, 13:11 WIB
Aprillia Ika

Editor

 

Infrastruktur gas bumi nasional

Executive Member IGS Edi Armawira mengatakan, pengembangan bisnis gas bumi harus mempertimbangan sinergi Supply, Demand, dan Infrastruktur dan ujungnya adalah harga yang dihasilkan melalui supply chain cost.

"Konsep sinergi ini memperhatikan pertumbuhan demand sesuai target dan rencana dari sektor pengguna," kata Edi.

Untuk memenuhi kebutuhan demand tersebut, penyediaan supply dengan menggunakan infrastruktur paling efektif dan efisien menjadi pertimbangan utama, sehingga dapat memenuhi target beragam willingness to pay dari sektor pengguna.

Menurut dia, kebutuhan gas bumi secara nasional terutama di Sumatera bagian tengah dan selatan serta jawa bagian barat memerlukan tambahan gas bumi, baik melalui pipa maupun regasifikasi LNG, mulai 2024 hingga seterusnya.

"Sinergi antarsektor pengguna dari listrik, refinery, smelter, industri, dan lainnya dengan aggregator termaksud dalam merencanakan pembangunan fasilitas menjadi faktor utama keberhasilan pengembangan bisnis gas," katanya.

Berdasarkan neraca gas bumi periode tahun 2023-2032, sektor industri menjadi salah satu konsumen pengguna gas cukup besar yakni mencapai 30,83 persen. Kemudian, diikuti sektor ketenagalistrikan 11,82 persen, dan pupuk sekitar 11 persen.

Sementara untuk ekspor gas bumi dalam bentuk LNG sebesar 22,18 persen. Kemudian, melalui gas pipa sebesar 8,40 persen dengan total konsumsi pada akhir 2023 mencapai 5.868 bilion british thermal unit per day (BBTUD)

Sebagai informasi, IGS merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk mendukung pengembangan industri gas di Indonesia mulai hulu, tengah, hingga hilir yang mencakup aspek komersial, teknis, dan operasional dengan meminta masukan dari semua stake holders seperti Kementerian Eenergi Sumber Daya Manusia (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com