Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Kompas.com - 18/06/2024, 19:43 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rosella adalah tanaman tropis yang berasal dari benua Afrika. Namun kini, tanaman dengan nama latin Hibiscus sabdariffa ini sudah terkenal di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Daya pikat rosella adalah warnanya yang merah merona yang cantik, tidak hanya membuat tanaman itu terlihat asri di pekarangan rumah, tetapi juga menambah nilai estetik dipandang mata.

Begitulah pemandangan ketika memasuki Kampung Rosella yang berada di Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Kampung Rosella merupakan salah satu dari lima kampung tematik di Desa Sumberdem yang memiliki daya tarik tersendiri.

Baca juga: Potensi Maritim Capai Rp 2 Triliun, Kampung Nelayan Modern Dibangun di Lampung

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas DaerahDok. BRI Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Biasanya, pengunjung yang datang ke Kampung Rosella adalah anak-anak dari sekolah untuk pendidikan edukasi anak usia dini serta mahasiswa yang datang untuk penelitian tugas akhir.

Ketua Klaster Rosella, Tiarsih menceritakan, Kampung Rosella didirikan pada 2019, lantaran penduduk di sekitar memiliki kesadaran tinggi kalau rosella yang ada di daerahnya memiliki banyak manfaat.

Ditambah lagi, semangat warga setempat untuk berinovasi dalam membudidayakan tanaman ini.

"Tanaman rosella memang punya daya tarik karena warnanya, tapi juga menjadi komoditas daerah kami karena punya banyak manfaat, sehingga kami membudidayakannya. Kami tanam tanaman rosella ini di pekarangan rumah juga," kata Tiarsih dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Kampung Batik Laweyan yang Menolak Terlindas Roda Zaman

Adapun manfaat tanaman rosella, kata Tiarsih, untuk menetralisir kadar gula darah, menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan kekebalan tubuh, juga sebagai antioksidan.

Ilustrasi rosella, bunga rosella.WIKIMEDIA COMMONS/LIENYUAN LEE Ilustrasi rosella, bunga rosella.

Berangkat dari manfaat itu, Kampung Rosella melakukan inovasi dalam pengolahan bunga rosella menjadi berbagai produk olahan, dengan cita rasa yang unik dan menarik, seperti minuman botanikal dan dodol.

Ketertarikan warga dengan tanaman rosella ternyata mendapat dukungan penuh dari kepala desa, hingga akhirnya tanaman obat tersebut menjadi salah satu potensi unggulan daerah.

"Kampung Rosella bekerja sama dengan Pemda dan BUMDes di mana setiap warga yang punya hajat atau acara lain dapat menggunakan atau membeli produk kami sendiri, bukan dari produk luar. Tujuannya untuk saling membantu dan memberikan nilai tambah untuk produk olahan kami," kata Tiarsih.

Baca juga: Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Selain itu, Kampung Rosella atau Klaster Rosella juga mendapat dukungan dari BRI mulai dari pendanaan usaha, program pemberdayaan usaha dan mendapatkan bantuan peralatan

Melalui program pemberdayaan Klasterkuhidupku, Klater Kampung Rosella mendapat pendampingan dari BRI untuk mengembangkan produknya. Dari segi pemasaran, BRI juga terus membantu Kampung Rosella untuk terus memasarkan produk-produk unggulannya agar semakin dikenal luas.

"Setiap kegiatan pameran atau bazaar yang diadakan BRI, kami selalu dibantu. Produk-produk kami juga sudah ada di Localoka Malang. Kami berharap jangkauan pasar kami lebih luas lagi. Bukan cuma penjualan yang lancar tapi warga kami juga dapat meningkatkan ekonominya," cerita dia.

Sementara itu, untuk meningkatkan produksi dan penjualan, BRI menyalurkan bantuan peralatan usaha kepada Klaster Kampung Rosella berupa alat pengering bunga dari listrik dan manual serta alat pengaduk dodol.

Baca juga: Gara-gara Asam Lambung, Wanita ini Sukses Jadi Petani Tanaman Obat

Alat pengering tersebut sangat dibutuhkan karena wilayah Kampung Rosella berada di area pegunungan dataran tinggi.

Ilustrasi UMKM, strategi bisnis UMKM. SHUTTERSTOCK/BLEAKSTAR Ilustrasi UMKM, strategi bisnis UMKM.

"Curah hujannya tinggi, makanya kami diberi bantuan alat pengering atau oven untuk mengeringkan rosella. Ada dua oven, listrik dan manual yang menggunakan kompor, apabila daerah kami lagi mati listrik. Jadi dengan oven manual, kami tetap bisa melakukan proses pengolahan," tutur Tiarsih.

Selain membantu mendorong produktivitas usaha, BRI juga membantu Klaster Kampung Rosella mendapatkan perizinan seperti Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), Nomor Izin Berusaha (NIB), dan sertifikasi halal untuk setiap produk dari bahan utama rosella.

Ia menambahkan, saat ini, produk olahan bunga rosella juga sudah dipasarkan hingga ke tingkat nasional. Keberhasilan itu berhasil diraih berkat bantuan dari BRI yang membantu memasarkan produk.

Baca juga: Kembangkan Tanaman Obat Keluarga, Jakarta Selatan Jajaki Kerja Sama dengan PT Sidomuncul

“Setiap ada acara UMKM, Kampung Rosella selalu mendapat undangan untuk hadir dan menjual produk-produknya” imbuh Tiarsih.

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan.

“BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," kata Supari.

Hal tersebut akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program-program pemberdayaan yang digagas BRI, seperti Desa BRILiaN, KlasterkuHidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM (platform pemberdayaan online).

Baca juga: BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

"Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya bidang keuangan, tetapi juga non keuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM," tandas Supari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com