Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selesai dengan Meterai Rp 10.000, Penumpang Bercanda Bawa Bom Kerap Berulang

Kompas.com - 20/06/2024, 15:16 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat dan maskapai kompak meminta pemerintah untuk lebih serius menindak penumpang pesawat yang bercanda membawa bom.

Sebab ketidakseriusan penindakan menyebabkan di Indonesia masih kerap ditemui kasus penumpang pesawat yang bercanda membawa bom.

Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) sekaligus pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, selama ini para penumpang yang bercanda mengenai bom ini jarang diproses hukum. Sikap pemerintah yang tidak tegas itu membuat penumpang pesawat meremehkan larangan bercanda tentang bom di pesawat.

Baca juga: Candaan Bom di Pesawat, Iseng Berujung Fatal

"Di Indonesia ujaran tentang bom itu dianggap sebagai candaan, ini sangat meremehkan. Sayangnya sampai saat ini jarang diproses hukum, biasanya cukup meterai Rp 10.000 dan ini terus berulang," ujarnya dalam sebuah diskusi di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Padahal di luar negeri, jenis pelanggaran ini ditindak sangat serius karena dinilai sebagai ancaman serius lantaran dapat membuat kepanikan. Meskipun pernyataan membawa bom itu belum dipastikan kebenarannya.

"Bahkan ada kejadian seorang penumpang ketika pesawatnya sedang mengudara dia mengucapkan dia membawa bom, pesawat itu langsung diintersepsi oleh pesawat tempur angkatan udara setempat," ungkapnya.

Oleh karenanya, APJAPI meminta pemerintah untuk mengevaluasi penindakan terhadap penumpang yang mengaku membawa bom saat naik pesawat.

"Kami berharap keberadaan APJAPI ini dapat menggugah kembali kesiapan kita untuk mengatasi unruly passenger karena kita menjadi sorotan internasional " kata Alvin.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menambahkan, pihaknya sebagai maskapai juga menyayangkan hal ini karena dapat menyebabkan penerbangan terganggu atau delay.

"Kita ada penerbangan umrah yang salah satu penumpangnya bom jokes, itu mengakibatkan delay 10 jam pesawat tersebut. Kenapa? Karena seluruh penumpangnya dikeluarkan, seluruh penumpangnya diisolasi di boarding room, enggak bisa keluar, kita juga enggak bisa masuk," ucap Irfan.

Dia juga meminta agar pemerintah lebih serius menindak penumpang yang bercanda membawa bom di pesawat agar dapat memberikan efek jera.

"Betul yang disampaikan Pak Alvin, follow through dari bom jokes ini di kita (Indonesia) memang meterai 10.000 ya," kata Irfan.

"Saya setuju, soal bom jokes ini kita memang perlu agak serius karena ini persoalan serius," imbuhnya.

Berdasarkan catatan Kompas.com, sepanjang 2023 setidaknya terjadi 3 kasus penumpang yang bercanda membawa bom di pesawat. Kemudian terjadi lagi pada Februari 2024 pada pesawat Super Air Jet rute Bandara Minangkabau-Kualanamu.

Baca juga: Kasus Bercanda Bawa Bom Kerap Terulang, YLKI Usulkan Pelaku Di-blacklist

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com