Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Kompas.com - 21/06/2024, 09:39 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan membantah tudingan bahwa negara tidak mampu membiayai program makan siang gratis yang merupakan program kampanye presiden terpilih Prabowo Subianto.

Padahal menurutnya, anggaran yang dimiliki negara bisa saja mencukupi biaya program tersebut lantaran dianggarkan secara bertahap.

"Orang takut nanti anggaran belanja kita enggak kuat, sebenarnya bertahap enggak ada masalahnya," ujarnya dalam acara MINDialogue di Hotel Bidakara, Jakarta, (20/6/2024).

Baca juga: Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen

Luhut bilang, nantinya pada permulaan akan dianggarkan sebesar Rp 20 triliun. Dengan demikian, anggaran program makan siang gratis tidak langsung sebesar Rp 250 triliun seperti yang selama ini diisukan.

"Apanya yang Rp 250 triliun? Itu angka kita mulai mungkin dengan Rp 20 triliun untuk bertahap sambil jalan," kata Luhut.

Menurutnya, program makan siang gratis ini justru menjadi kesempatan yang bagus mengingat banyak anak Indonesia yang tidak berkesempatan mendapatkan gizi dari daging dan telur menjadi bisa makan makanan yang bergizi.

"Dan program itu sudah dijalankan di 93 negara, bukan hal yang aneh," imbuhnya.

Baca juga: Tim Prabowo Bantah Kabar Kerek Rasio Utang jadi 50 Persen PDB

 


Selain itu, pemerintah juga telah membuat sekenario ekonomi terkait hal ini. Didapati dengan defisit anggaran 2,5 persen, Indonesia dapat menganggarkan sebesar Rp 612 triliun.

Anggaran tersebut tidak hanya bisa untuk merealisasikan program makan siang gratis tetapi juga bisa untuk membangun jalan tol Sumatera dan meneruskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Jadi negara ini menurut saya kita tidak perlu khawatir. Asal kita kelola dengan baik, asal kita kurangin kebocoran-kebocoran (anggaran). Dengan digitalisasi kita akan bisa mengurangi secara signifikan jadi kita bisa membaik lagi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com