Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadaan KRL, KAI Ajukan PMN Rp 2 Triliun

Kompas.com - 02/07/2024, 08:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengajukan penyertaan modal negara (PMN) pada 2024 sebesar Rp 2 triliun.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, usulan PMN tersebut untuk pengadaan armada KRL Jabodetabek oleh anak usaha KAI yakni PT KAI Commuter (KCI).

"Jadi dukungan yang kami perlukan adalah persetujuan tambahan penyertaan modal negara tahun anggaran 2024 kepada PT KAI sebesar Rp 2 triliun yang nanti akan kami teruskan kepada PT KAI Commuter untuk pengadaan sarana KRL yang sangat mendesak," ujarnya saat RDP dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Baca juga: Sri Mulyani Minta Restu DPR Suntik 4 BUMN dan Bank Tanah Rp 6,1 Triliun

Didiek memaparkan, PMN 2024 itu akan digunakan untuk pengadaan KRL pada Semester II 2024 sebesar Rp 810 miliar dan Semester I 2025 sebesar Rp 2,37 triliun.

Dia bilang, kebutuhan investasi untuk pengadaan KRL akan sampai puncaknya di 2025 yakni sebesar Rp 5,98 triliun dimana pada tahun tersebut akan dilakukan pengadaan 12 rangkaian kereta (trainset) baru dari PT INKA (Persero), impor 11 trainset baru dari China, dan peremajaan armada lama (retrofit) 2 trainset.

"Pemenuhan PMN di tahun ini sebesar Rp 2 triliun merupakan persiapan kami di Semester II 2024 dan Semester I 2025 sehingga pemenuhan kebutuhan ini betul-betul sesuai dengan waktunya dan akan kami serap sesuai dengan governance yang berlaku," ucapnya.

Dia menjelaskan, pengadaan armada KRL ini mendesak dilakukan karena untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan bertambahnya sarana KRL yang memasuki masa konservasi atau pensiun.

KAI memperkirakan jumlah penumpang KRL Jabodetabek pada 2024 akan mencapai 345 juta penumpang. Artinya, rerata volume penumpang per hari hampir 1 juta penumoang.

Selanjutnya pada 2025 kenaikannya sekitar 5 persen 362 juta penumpang, kemudian meningkat kembali pada 2026 mencapai 398 juta penumpang, dan pada 2027 akan mencapai 410 juta penumpang.

Sementara itu, sebanyak 1.088 unit kereta KRL sudah memasuki masa pensiun karena sudah berusia lebih dari 30 tahun sehingga diperlukan armada pengganti secara bertahap selama 2023-2027 baik melalui peremajaan armada lama, pengadaan trainset baru, hingga impor dari China.

"Kalau melihat kepadatan penumpang itu, maka kekurangan jumlah trainset bersamaan dengan peningkatan volume penumpang KRL berpotensi menimbulkan overload penumpang kepadatan yang sangat tinggi khususnya pada saat jam peak hours antara jam 6-8 pagi sekarang sudah melebar sampai jam 9 pagi. Begitu juga kembalinya dari jam 4 sore sampai jam 8 malam," tuturnya.

Meski demikian, KAI memastikan dana pengadaan armada KRL Jabodetabek ini tidak semuanya berasal dari PMN, tetapi ada juga dari shareholder loan dan pinjaman dari bank.

Baca juga: KAI Ubah Jadwal 27 Kereta Api mulai 1 Juli 2024, Cek Daftarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPPU: Penyaluran Subsidi Gas Elpiji 3 Kg Tak Tepat Sasaran

KPPU: Penyaluran Subsidi Gas Elpiji 3 Kg Tak Tepat Sasaran

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Bayar Biaya Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Hari Terakhir, Ini Cara Bayar Biaya Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
3 Cara Melihat Nomor Kartu Debit BRI, Bisa dari HP

3 Cara Melihat Nomor Kartu Debit BRI, Bisa dari HP

Spend Smart
Diapresiasi ADB, Pabrik di Kendal Ini Mampu Daur Ulang 48.000 Ton Limbah Botol PET Per Tahun

Diapresiasi ADB, Pabrik di Kendal Ini Mampu Daur Ulang 48.000 Ton Limbah Botol PET Per Tahun

Whats New
IHSG Diperkirakan Lanjut Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Lanjut Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
BI Sebut Saat Ini Pengguna QRIS Sudah Mencapai 50 Juta

BI Sebut Saat Ini Pengguna QRIS Sudah Mencapai 50 Juta

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 4 July 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Minyak Goreng Curah

Harga Bahan Pokok Kamis 4 July 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Minyak Goreng Curah

Whats New
Dituduh 'Mark Up' Harga Impor Beras, Ini Penjelasan Perum Bulog

Dituduh "Mark Up" Harga Impor Beras, Ini Penjelasan Perum Bulog

Whats New
BI Ungkap Perbedaan AS dan RI dalam Mengatasi Inflasi dan Tren Suku Bunga Tinggi

BI Ungkap Perbedaan AS dan RI dalam Mengatasi Inflasi dan Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Dalam 100 Hari Kerja Pertama, KPPU Tangani 74 Notifikasi Merger dan Akuisisi

Dalam 100 Hari Kerja Pertama, KPPU Tangani 74 Notifikasi Merger dan Akuisisi

Whats New
Sesi Perdagangan Singkat, S&P 500 dan Nasdaq Sentuh Level Tertinggi Baru

Sesi Perdagangan Singkat, S&P 500 dan Nasdaq Sentuh Level Tertinggi Baru

Whats New
Scarlett Luncurkan 'Scarlett Beauty Impact': CSR Jangka Panjang untuk Kesejahteraan Masyarakat, Termasuk Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

Scarlett Luncurkan "Scarlett Beauty Impact": CSR Jangka Panjang untuk Kesejahteraan Masyarakat, Termasuk Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

Whats New
Dicita-citakan sejak Zaman Soeharto, Jalan Trans-Papua Mamberamo-Elelim Segera Dibangun

Dicita-citakan sejak Zaman Soeharto, Jalan Trans-Papua Mamberamo-Elelim Segera Dibangun

Whats New
Kebijakan Bank Sentral AS Masih Jadi Penentu Arah Pergerakan Kripto

Kebijakan Bank Sentral AS Masih Jadi Penentu Arah Pergerakan Kripto

Whats New
Meskipun Kian Menurun, Jumlah Pengangguran di Indonesia Dinilai Masih Tinggi, Apa Masalahnya?

Meskipun Kian Menurun, Jumlah Pengangguran di Indonesia Dinilai Masih Tinggi, Apa Masalahnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com