Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Dibobol, KAI Commuter Batasi Akses ke Jaringan Internal

Kompas.com - 03/07/2024, 12:43 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Indonesia (KCI) mengonfirmasi bahwa database pengguna sempat diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab.

VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan, pihaknya akan melakukan investgasi secara mendalam untuk menelusuri dan menangani peretasan sistem tersebut.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pembatasan akses melalui jaringan intranet sebagai salah satu langkah penanganan.

Baca juga: KCI Kantongi Pendapatan Rp 88 Miliar Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Ilustrasi KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.SHUTTERSTOCK/BANGKIT'S GALERY Ilustrasi KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"KAI Commuter akan mengusut tuntas atas kejahatan ini. Untuk langkah lebih lanjut KAI Commuter akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (3/7/2024).

Dia menyebut, pasca peretasan data tersebut, seluruh sistem operasional IT KCI maish berjalan dengan baik.

Anne juga memastikan seluruh database penumpang aman lantaran KCI telah mengimplementasikan ISO 27001:2013 sebagai standarisasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Standarisasi keamanan ini juga secara berkala dilakukan audit oleh auditor independen untuk memastikan keamanan dalam penerapannya.

Baca juga: Soal Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek, KCI Tunggu Restu Kemenhub

"KAI Commuter berkomitmen untuk terus meningkatkan kemanan siber dalam penerapan teknologi informasi yang memudahkan masyarakat dalam menggunakan Commuter Line," tuturnya.

Peretasan dilakukan pakai akun pegawai

Sebagai informasi, Manager Public Relation PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter, Leza Arlan mengakui peretasan data tersebut menggunakan salah satu akun pegawai KAI Commuter untuk mengakses basis data pegawai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesta Pernikahan Anak Miliarder Mukesh Ambani Disebut Bisa Dongrak Ekonomi India

Pesta Pernikahan Anak Miliarder Mukesh Ambani Disebut Bisa Dongrak Ekonomi India

Whats New
Telanjur Hutang ke Rentenir? Ini Tips dari OJK

Telanjur Hutang ke Rentenir? Ini Tips dari OJK

Whats New
Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BCA di Kantor Cabang dan CS Digital

Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BCA di Kantor Cabang dan CS Digital

Whats New
Ketidakpastian Global Masih Tinggi, Bos OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga Stabil

Ketidakpastian Global Masih Tinggi, Bos OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga Stabil

Whats New
Bos BI Buka Peluang Suku Bunga Turun pada Pengujung 2024

Bos BI Buka Peluang Suku Bunga Turun pada Pengujung 2024

Whats New
Siap-siap, Versi Lama Mobile Banking BNI Bakal Ditutup, Diganti Wondr by BNI

Siap-siap, Versi Lama Mobile Banking BNI Bakal Ditutup, Diganti Wondr by BNI

Whats New
BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, 'Fresh Graduate' Bisa Daftar

BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, "Fresh Graduate" Bisa Daftar

Work Smart
Pendapatan Negara Lesu, Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2024 Bakal Melebar

Pendapatan Negara Lesu, Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2024 Bakal Melebar

Whats New
Kemenperin: 11.000 Buruh Terkena PHK Sejak Terbitnya Permendag 8/2024

Kemenperin: 11.000 Buruh Terkena PHK Sejak Terbitnya Permendag 8/2024

Whats New
Transparansi Portofolio dan Pencairan Dana jadi Tantangan Investor Reksa Dana Saham, Ini Upaya Indo Premier Mengatasinya

Transparansi Portofolio dan Pencairan Dana jadi Tantangan Investor Reksa Dana Saham, Ini Upaya Indo Premier Mengatasinya

Whats New
Mendag Zulhas Bakal Bentuk Satgas Khusus untuk Awasi Barang Impor Ilegal

Mendag Zulhas Bakal Bentuk Satgas Khusus untuk Awasi Barang Impor Ilegal

Whats New
Lahan Bekas Galian Tambang di Kaltim Berpotensi Jadi Tujuan Wisata Sekitar IKN

Lahan Bekas Galian Tambang di Kaltim Berpotensi Jadi Tujuan Wisata Sekitar IKN

Whats New
Transaksi Bursa Karbon Masih Jauh dari Potensi, Baru Rp 36,79 Miliar Per Juni 2024

Transaksi Bursa Karbon Masih Jauh dari Potensi, Baru Rp 36,79 Miliar Per Juni 2024

Whats New
Tingkatkan Penggunaan Surat Rekomendasi BBM Subsidi, BPH Migas Gencar Lakukan Koordinasi dengan Pemda

Tingkatkan Penggunaan Surat Rekomendasi BBM Subsidi, BPH Migas Gencar Lakukan Koordinasi dengan Pemda

Whats New
Industri Tekstil Terpukul Produk Impor, Asosiasi: Industri Petrokimia Hulu Ikut Terdampak

Industri Tekstil Terpukul Produk Impor, Asosiasi: Industri Petrokimia Hulu Ikut Terdampak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com