Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Elektronik Kian Populer, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 02/04/2019, 12:57 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan uang elektronik di tengah-tengah masyarakat Indonesia semakin populer. Uang elektronik dinilai memberikan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi.

Namun, sudahkah Anda tahu dan pahami bagaimana uang elektronik bisa muncul dan berkembang?

Menurut Pengamat Ekonomi Syariah Institut Pertanian Bogor (IPB) Irfan Syauqi Beik, ada beberapa hal atau faktor yang melatari munculnya uang elektronik, yakni karena teknologi maupun karena kebutuhan.

Baca juga: Transaksi Uang Elektronik Perbankan Meningkat, Ada yang Naik 211 Persen

"Saya kira kehadiran uang elektronik ini sebenarnya akibat dipengaruhi dua hal," kata Irfan kepada Kompas.com, Selasa (2/4/2019).

Irfan menjelaskan, faktor pertama adalah perkembangan teknologi digital yang sangat pesat. Kedua, masyarakat menginginkan kemudahan dan keamanan dalam bertransakasi.

Sehingga kombinasi dari kedua aspek ini yang membuat permintaan dan penggunaan uang elektronik semakin meningkat.

Baca juga: Ada 37 Uang Elektronik yang Ada di Indonesia, Apa Saja?

"Jadi Ini adalah suatu keniscayaan dan tren akibat transformasi digital. Akibat era (inovasi) disrutif kan salah satunya cashless transaction semakin meningkat," ujarnya.

Irfan menilai, meningkatnya transaksi nontunai dan permintaan uang elektronik karena dianggap memberikan manfaat lebih bagi publik dibandingkan uang kertas. Misalnya kemudahan dalam berbelanja atau bertransaksi.

"Saya kira perkembangan dari uang elektronik ini (untuk) segala pembayaran itu memang bagian dari kebutuhan masyarakat hari ini," sebutnya.

Baca juga: Benarkah Uang Elektronik itu Riba?

Tak dimungkiri lagi, potensi ini sudah dilirik perbankan maupun perusahaan layanan keuangan nonbank untuk menyediakan uang elektronik. 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memastikan kelancaran sistem pembayaran tetap terpelihara baik dari sisi tunai maupun nontunai pada Februari 2019. Bank sentral juga mengungkapan ada peningkatan tajam dan signifikan untuk pembayaran nontunai.

"Penggunaan uang elektronik mengalami pertumbuhan mencapai 66,6 persen (dibandingkan Februari 2019)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Uang Elektronik Kian Populer, Penggunaanya Naik 66,6 Persen

BI menyebut penggunaan uang elektronik di masyarakat Indonesia semakin populer saat ini. Hal itu seiring dengan perkembangan era digital.

"Terutama sebagai instrumen pembayaran untuk moda transportasi dan e-commerce," kata dia.

Penggunaan ATM debit masih mendominasi transaksi sistem pembayaran ritel dengan pangsa 94,8 persen dan pertumbuhan 15,4 persen secara tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com