Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Thailand Anjlok

Kompas.com - 19/08/2019, 13:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Thailand anjlok ke level terendah dalam lima tahun pada kuartal II 2019.

Ini sejalan dengan masih terus berlanjutnya perang dagang AS dan China yang menekan ekspor, serta penguatan mata uang baht yang membuat pariwisata lesu.

Dilansir dari Nikkei Asian Review, Senin (19/8/2019), pemerintah Thailand melaporkan pertumbuhan ekonomi mencapai 2,3 persen pada kuartal II 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun pada kuartal I 2019, pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai 2,8 persen.

Ini adalah angka terendah pertumbuhan ekonomi Thailand sejak kuartal III 2014, di mana kala itu pertumbuhan ekonomi cuma 1,1 persen.

Baca juga: Di Thailand, Penguatan Nilai Tukar Malah Bikin Sakit Kepala

Pelemahan pertumbuhan ekonomi ini merupakan dampak melambatnya ekspor, yang normalnya berkontribusi 40 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Thailand.

Pemerintah menyatakan, ekspor barang Thailand merosot 4,2 persen pada kuartal II 2019 dan diproyeksikan turun 1,2 persen untuk keseluruhan tahun 2019.

Pemandangan kota Bangkok, Thailand di malam hari.NOVA DIEN Pemandangan kota Bangkok, Thailand di malam hari.

Badan perencanaan ekonomi Thailand juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih tersebut untuk tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi Thailand diprediksi mencapai 2,7 hingga 3,2 persen pada tahun ini.

Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Thailand diprediksi mencapai 3,3 hingga 3,8 persen.

Perekonomian Thailand sangat bergantung pada ekspor, lantaran terjalin dalam rantai pasok global, khususnya otomotif dan elektronik. Terganggunya arus barang karena perang dagang sangat memukul ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.

Baca juga: Menkeu: Keterbukaan Informasi RI Kalah dengan Filipina dan Thailand

Penguatan mata uang baht juga mengganggu daya saing ekspor Thailand. Kebijakan dovish yang diambil beberapa bank sentral di kawasan menciptakan arus modal masuk jangka pendek ke baht, lantaran surplus transaksi berjalan Thailand.

Pemerintah Thailand pun berharap dapat mendongkrak perekonomian dengan rencana stimulus fiskal besar-besaran yang diumumkan pada Jumat (16/8/2019) lalu.

Stimulus fiskal tersebut akan mendukung para petani, keluarga berpenghasilan rendah, serta UMKM dengan nilai mencapai 316 miliar baht atau setara sekira Rp 145,4 triliun.

Menteri Keuangan Thailand Uttama Savanayana mengatakan, paket stimulus tersebut akan membantu ekonomi Thailand dijaga tumbuh di atas 3 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Whats New
KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com