Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Virus Corona Bakal Memengaruhi Ekonomi Dunia? Simak Penjelasannya

Kompas.com - 27/01/2020, 12:37 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Wabah virus corona sudah menghantui pergerakan pasar selama sepekan. Tepatnya seusai penandatanganan kesepakatan dagang fase satu antara AS dan China.

Sentimen negatif ini juga terus membayangi pergerakan aset, termasuk aset di emerging market.

Mengutip CNN, Senin (27/1/2020), investor kini tengah waspada terhadap dampak ekonomi secara global atas wabah virus yang mulai di Wuhan, China, ini.

Baca juga: Lion Air: Penerbangan ke Wuhan Sudah Sesuai Aturan

Virus itu muncul di kota Wuhan, China, bulan lalu dan telah menginfeksi ratusan orang di seluruh dunia, termasuk tiga kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Korban tewas di China juga terus meningkat menjadi lebih dari 50 orang.

"Penyebaran virus yang cepat berarti tidak ada lagi keraguan bahwa itu akan mengganggu perekonomian kuartal ini," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics.

Di sisi lainnya, wabah virus corona juga membawa kembali kenangan tentang virus SARS yang sangat menular dan menyebabkan kepanikan global pada tahun 2003. Virus yang juga berasal dari China ini menginfeksi lebih dari 8.000 orang dan membunuh 774 orang kala itu.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Kemenhub Larang Maskapai Nasional Terbang ke Wuhan

Kejadian ini juga membuat PDB China merosot dari kuartal ke kuartal pada saat itu.

China sebagai negara ekonomi terbesar selain AS, kemudian berjuang mati-matian mengembalikan kerugiannya. Apalagi, penerbitan larangan wisata ke kawasan tersebut dan dampaknya pada ekspansi penjualan ritel membuat kondisi ekonomi China semakin melambat.

Namun, Bank Dunia menyebutkan, meskipun melambat, tetapi pergerakannya tidak negatif atau tumbuh lebih dari 10 persen (sedikit lebih cepat dari tahun sebelumnya).

Belajar dari kasus tersebut investor dan ekonom benar-benar sangat khawatir tentang virus corona.

"Kekhawatiran tumbuh saat larangan perjalanan wisata dibatasi dan akan mulai memiliki dampak besar pada perekonomian dan PDB China pada kuartal pertama 2020," jelas Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.

Kerugian tak sampai di situ saja, penutupan bisnis wisata seperti taman Disney Shanghai juga dinilai dapat menekan pengeluaran konsumen pada saat yang sangat sulit seperti ini.

Sementara itu, data pasar Eropa menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi pada hari Jumat lalu menyusul data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dari Jerman.

Namun, jika ekonomi China tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diharapkan, maka ini akan terdampak pada negara-negara Eropa yang bergantung pada ekspor China.

Baca juga: Menhub: Larangan Terbang ke Wuhan Mungkin Bisa Satu Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com