Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamar Hotel Sepi, OYO PHK 5.000 Karyawannya

Kompas.com - 07/03/2020, 11:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan hotel budget, OYO Hotels, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sekitar 5.000 karyawannya di sejumlah negara. Pengurangan pegawai paling drastis terjadi di China.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (7/3/2020), langkah PHK OYO merupakan imbas dari penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 yang membuat bisnis pariwisata dan penginapan di beberapa negara babak belur sejak akhir tahun lalu.

OYO merupakan salah satu startup terbesar yang dimiliki SoftBank. Perusahaan ini lahir dari India tahun 2013 dan berkembang pesat hingga valuasinya mencapai 10 miliar dollar AS.

Lesunya kinerja OYO ini tentunya sangat berdampak besar pada SoftBank. Rakasasa investasi asal Jepang ini sebelumnya mengalami kerugian besar setelah startup lain yang disokongnya, WeWork, juga tekor.

Baca juga: Pengusaha Hotel Melati Protes Kos-kosan Jadi Penginapan OYO dkk

Pada Januari lalu, OYO juga merumahkan lebih dari 2.100 karyawannya di India, China, dan Amerika Serikat.

"Fokus pertama kami di tahun 2020 adalah pertumbuhan dengan profitabilitas," kata CEO OYO Ritesh Agarwal.

Agarwal menyebut akan mengurangi sekitar 17 persen dari total karyawannya saat ini sebanyak 30.000 secara global.

"Pada saat kami telah menyelesaikan program restrukturisasi, OYO akan memiliki lebih dari 25.000 karyawan di seluruh dunia," ungkapnya.

Wabah virus corona memang berkontribusi paling besar pada terpuruknya bisnis OYO, khususnya di China. Di Negeri Panda itu, perusahaan bahkan berencana memecat setengah dari 6.000 orang karyawannya.

Baca juga: Kontroversi OYO dan RedDoorz, Dicari Backpacker tetapi Tak Bayar Pajak

OYO saat ini hanya menyisakan sekitar 4.000 orang karyawan di China yang disebutnya sebagai pekerja bebas. Sebagian akan diberhentikan sementara, dan akan kembali dipanggil bekerja usai binis kembali pulih.

Sebagai informasi, pengurangan pegawai OYO di China naik tajam setelah wabah virus corona. Selain itu, perusahaan ini juga memecat 12 persen dari 10.000 karyawan di negara asalnya, India.

Perampingan karyawan semakin masif setelah investornya, SofBank mengalami tekanan karena investasinya di WeWork mengalami kerugian sangat besar. Selain itu, kinerja SoftBank juga terganggu dengan melempemnya bisnis di startup lain seperti Slack Technologies Inc. dan Uber Technologies Inc.

Kondisi sulit ini memaksa SoftBank menekan perusahaan-perusahaan yang didanainya untuk melakukan efisiensi besar-besaran. Sebelumnya, SoftBank juga meminta pemangkasan karyawan pada Zume Pizza Inc.

Pertofolio lain SoftBank seperti Getaround, Wag Labs Inc., dan Brandless Inc juga dipaksa untuk mengurangi jumlah karyawannya atau mengubah model bisnis untuk menjaga keberlangsungan pendapatannya.

Baca juga: Fenomena OYO dkk, Bisnis Hotel Melati Terancam?

"Di China, virus corona menyerang kami, dan di beberapa provinsi, kami berusaha keras untuk tetap menjaga hotel agar bisa tetap buka sebanyak mungkin. Ini waktu yang sulit bagi mitra-mitra hotel kami," kata Agarwal.

Tak cuma di China, bisnis OYO di Jepang juga terpuruk. Pertumbuhan pesat OYO memang tak lepas dari kucuran investasi SoftBank.

Perusahaan investasi milik Masayoshi Son ini telah menginvestasikan sekitar 1,5 miliar dollar AS ke OYO. Dalam upaya menarik pelanggan secara besar-besaran, OYO menawarkan tarif murah di jaringan hotelnya hanya 4 dollar AS per malam.

Baik Agarwal maupun Son, telah menetapkan target menjadikan OYO sebagai operator hotel terbesar di dunia dalam jumlah kamar, mengungguli Marriot International Inc yang sudah berdiri sejak tahun 1927.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com