Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Imbauan Kerja dari Rumah Saja Tidak Cukup

Kompas.com - 17/03/2020, 11:53 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Analis sekaligus kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menilai imbauan kerja dari rumah saja tidak cukup untuk menepis kekhawatiran penyebaran wabah virus corona.

Sebab kata dia, meski ada imbauan kerja dari rumah, beberapa perusahaan masih ada yang mengharuskan pekerjanya datang ke kantor.

“Itu baru imbauan, tidak cukup. Pemerintah sengaja membuat kalimat ambigu karena pemerintah masih takut dengan kondisi ekonomi investasi dan pariwisatanya," ujarnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Pencairan Bantuan PKH Dipercepat

Edwin menilai pemerintah belum maksimal mengambil kebijakan terkait virus corona di luar sektor ekonomi.

Dengan masih adanya sentimen negatif terkait wabah virus corona, Edwin menilai sektor ekonomi akan tetap terdampak.

“Ini pasti kita lihat bagaimana yang terjangkit dan meninggal (akibat wabah virus corona). Dari sisi pemerintah tidak mau lockdown karena terkait dengan kepentingan ekonomi dan pariwisata,” kata dia.

Baca juga: Kerja di Rumah karena Virus Corona? Simak 5 Tips Ini

Kebijakan lockdown sudah diterapkan di Italia. Edwin menilai Italia lebih memikirkan nasib warganya ketimbang merosotnya ekonomi dan pariwisata.

Ia mengatakan, jika di Indonesia mau melakukan hal yang sama, pemerintah harus berkomitmen penuh. Namun ia mengaku ragu apakah pemerintah mampu menerapkan hal tersebut atau tidak.

“Jadi kalau mau lockdown masyarakat enggak boleh keluar, toko enggak boleh buka tapi harus dibantu sembako ke setiap pintu. Tapi apa sanggup?,” kata dia.

Baca juga: Hadapi Corona, Airlangga: Pangan Tidak Boleh Kurang, Itu Arahan Presiden!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com