Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pandemi, Saham Produsen Sarung Tangan Karet Melonjak 1.000 Persen

Kompas.com - 20/07/2020, 15:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SHANGHAI, KOMPAS.com - Saham perusahaan sarung tangan karet Malaysia melonjak sangat tinggi, hingga mengalahkan pergerakan saham perusahaan mobil listrik Tesla Inc.

Dilansir dari South China Morning Post, Senin (20/7/2020), di Asia Tenggara, produsen sarung tangan karet menjaring lebih banyak investor ketimbang Tesla.

Saham Top Glove Corp melonjak 389 persen sepanjang tahun ini di bursa saham Kuala Lumpur. Sementara itu, saham Supermax Corp melonjak lebih dari 1.000 persen sepanjang tahun ini.

Baca juga: Perang Dagang Untungkan Pasar Sarung Tangan Karet

Sebagai perbandingan, saham Tesla hanya menguat 259 persen sepanjang tahun 2020 ini.

Penguatan saham produsen sarung tangan karet Malaysia tersebut disebabkan melonjaknya permintaan sarung tangan karet akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Kapitalisasi pasar tiga produsen sarung tangan karet utama Malaysia pun bertambah kira-kira 26 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 384,4 triliun (kurs Rp 14.785 per dollar AS).

Karena besarnya skala bisnis sarung tangan karet, Malaysia pun menjadi pemain penting dalam pasar dunia. Serupa dengan peran Taiwan dan Korea Selatan di industri semikonduktor.

"Rally (saham) produsen sarung tangan karet mengingatkan dengan Tesla, namun outlook pendapatan sektor ini lebih pasti ketimbang Tesla," kata Ross Cameron, fund manager di Northscape Capital.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Catat Pertumbuhan Permintaan Sarung Tangan Medis

Ia memprediksi kinerja keuangan sektor sarung tangan karet akan tumbuh lebih dari 100 persen tahun ini.

Meskipun demikian, perkembangan vaksin virus corona yang lebih cepat dari prediksi memungkinkan penguatan saham produsen sarung tangan karet bisa berhenti dengan cepat pula.

Selain itu, Bea Cukai dan Patroli Perbatasan AS juga melarang peredaran sarung tangan karet sekali pakai produksi Top Glove di Negeri Paman Saham tersebut.

Pihak Top Glove menyatakan, hal ini kemungkinan terkait pekerja asing. Pun pihak Top Glove juga telah menghubungi pihak Bea Cukai AS untuk menangani masalah ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com