Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disinggung Jokowi, Ini Kerugian Banyaknya Bandara Internasional di Indonesia

Kompas.com - 07/08/2020, 18:32 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan banyaknya jumlah bandara di Indonesia yang berstatus sebagai bandara internasional.

Pengamat Penerbangan AIAC, Arista Atmadjati, mengatakan, saat ini terdapat bandara yang seharusnya tidak perlu menyandang status bandara internasional.

Misal saja, Bandara Internasional Sisingamaraja XII, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, yang hanya melayani satu rute internasional saja, yakni asal dan tujuan Singapura.

Baca juga: Juli 2020, Jumlah Penumpang di 19 Bandara AP II Melonjak 143 Persen

Arista menilai, seharusnya bandara internasional tidak hanya melayani satu atau dua rute negara saja.

"Kalau bandara internasional kan harusnya bisa dari Hongkong, dari Jepang, dari Amerika, dari Eropa," kata dia, kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Lebih lanjut, Arista menjelaskan, banyaknya bandara internasional justru akan merugikan pemerintah. Pasalnya, pemerintah perlu mengeluarkan biaya lebih untuk operasional bandara dengan status bandara internasional.

"Kalau internasional harus gaji petugas bea cukai, imigrasi, karantina," ujarnya.

Pada saat bersamaan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui bandara internasional kecil tidak terlalu signifikan.

Oleh karena itu, untuk mengurangi kerugian pemerintah, Arista sependapat dengan pernyataan Jokowi, yakni untuk lebih terfokus terhadap beberapa bandara internasional besar saja.

"Bandara internasional semua dikonsentrasikan ke 5 bandara saja. Di Medan, Denpasar, Soekarno Hatta, Surabaya, dan Yogyakarta lah," katanya.

Sebelumnya, Jokowi sempat menyinggung jumlah bandara internasional di Indonesia. Berdasarkan data yang ia miliki, dari 30 bandara internasional yang ada di Indonesia, 90 persen lalu lintas penerbangan hanya terfokus pada 4 bandara internasional saja.

"Saat ini terdapat 30 bandara internasional, apakah diperlukan sebanyak ini?" kata Jokowi dalam rapat terbatas, Kamis (6/8/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com