Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Risiko Resesi, Indonesia Harus Tangkap Peluang Investasi

Kompas.com - 07/10/2020, 16:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dipastikan mengalami resesi pada kuartal III 2020. Resesi disebabkan melemahnya ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Kondisi pelemahan ekonomi ini membawa Indonesia diambang masa resesi. Ancaman ini berdampak pada multi sektoral seperti melemahnya daya beli masyarakat hingga tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Menanggapi kondisi ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus mendorong perbaikan iklim investasi di tengah pandemi. Investasi diharapkan mampu menyelamatkan Indonesia saat pertumbuhan ekonominya mengalami resesi.

Baca juga: Kepala BKPM: Satu Perusahaan Korea Relokasi Investasi ke Indonesia

"Di tengah perekonomian yang melambat ini investasi diharapkan akan jadi motor penggerak utama dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, BKPM akan terus bekerja keras dalam menarik investasi masuk ke Indonesia," kata Plt Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan beberapa waktu lalu.

Sementara itu, ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Indef (Institute for Development of Economics and Finance) Tauhid Ahmad menilai, dibutuhkan energi yang besar untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke kisaran 5 persen.

Jika vaksin Covid-19 belum ada dan belum didistribusikan secara merata, Tauhid menilai target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada tahun depan terbilang berat.

Saat ini saja, kata dia, ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal itu terlihat dari deflasi yang menandakan lemahnya permintaan.

Baca juga: Kata Luhut, Pengesahan Omnibus Law Penting untuk Mudahkan Investasi

Jika konsumsi masyarakat pada tahun depan masih lemah, maka sulit bagi Indonesia untuk mengakselerasi ekonomi tumbuh 5 persen. Sebab, selama ini konsumsi masyarakat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, ekspor impor juga sulit diharapkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena kondisi ekonomi global yang masih suram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com