Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Kini Punya Pos Ukur Ulang Emas Buat Lindungi Konsumen

Kompas.com - 16/10/2020, 14:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kini memiliki pos ukur ulang emas yang berguna untuk memastikan ketepatan pengukuran dari transaksi emas. Tujuannya untuk meningkatkan perlindungan konsumen.

Pos ukur ulang emas pertama yang dimiliki Indonesia ini berlokasi di Kelurahan Kranggan, Semarang, Jawa Tengah. Peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pada Kamis (15/2020).

Agus mengatakan, ukur ulang merupakan salah satu cara konsumen untuk mengecek kembali kesesuaian kuantitas atau berat suatu produk/barang. Maka, dengan adanya pos ukur ulang emas, konsumen dapat mengecek kembali hasil pengukuran emas dari transaksi yang dilakukan.

Baca juga: Banjir Impor Pakaian dan Aksesori, Ini yang Dilakukan Kemendag

"Keberadaan pos ukur ulang menjadi penting dalam menjamin ketepatan hasil pengukuran dalam transaksi perdagangan emas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (16/10/2020).

Ia menjelaskan, emas adalah komoditas yang mempunyai nilai dan harga tinggi. Sehingga bila hasil penimbangan tidak akurat, alhasil konsumen yang akan merugi.

“Maka penting bagi pemerintah untuk menjamin kebenaran hasil penimbangan ini sebagai jaminan perlindungan konsumen,” katanya.

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Veri Anggrijono menambahkan, pihaknya memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan guna melindungi konsumen dari barang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Termasuk dalam hal penggunaan alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP).

Baca juga: Kemendag Luncurkan Gerobak Digital untuk UMKM, Apa Itu?

Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

Sebelumnya, dalam kegiatan pengawasan alat UTTP di pertokoan emas wilayah Kranggan, Semarang, ditemukan timbangan elektronik dengan merek ACS dan CHQ yang tidak memiliki izin tipe/tanda pabrik, serta tidak bertanda tera yang digunakan untuk perdagangan. Kedua alat UTTP pun diamankan.

“Pelaku usaha emas diharapkan tidak lagi menggunakan alat ukur yang peruntukkannya bukan untuk emas,” ujar Veri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com