Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Energy Institute: Kebutuhan Energi Turun 16 Persen pada 2020

Kompas.com - 08/12/2020, 13:22 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak terhadap sektor energi di hampir seluruh negara, tidak terkecuali Indonesia. Pandemi yang telah merebak sejak awal tahun mengakibatkan kebutuhan terhadap energi mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil studi Pertamina Energy Institute, pandemi mengakibatkan kebutuhan energi anjlok hingga 16 persen sepanjang tahun 2020.

"Pada jangka panjang menurun sebesar 3 persen," ujar Vice President Pertamina Energy Institute, Hery Haerudin dalam seminar virtual, Selasa (8/12/2020).

Studi tersebut juga menunjunkan, pemulihan kebutuhan energi primer baru akan mulai terjadi pada 2022.

Baca juga: Ikuti Pelatihan Keterampilan, Sahabat Tuli Siap Berusaha di Tengah Pandemi

Tumbuhnya permintaaan energi primer diikuti dengan terus tumbuhnya bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap energi primer.

Hery pun menjelaskan, dari tiga skenario yang dibuat oleh Pertamina Energy Institute, dua diantaranya menunjukan EBT akan tumbuh paling cepat dibanding sumber energi lainnya.

Jika mengacu pada skenario Market Driven, pemerintah memberikan fokus lebih terhadap percepatan transisi energi, bauran EBT akan mencapai 16 persen pada 2030.

"Jadi kita memerlukan dukungan kebijakan. EBT akan menjadi energi primer dengan pertumbuhan paling tinggi," ujar Hery.

Dengan asumsi pertumbuhan tersebut, Hery menyebutkan, pemerintah dapat merealisasikan target penurunan emisi yang telah dipatok, yakni sebesar 28 persen.

"Meskipun demikian, ini memerlukan dukungan disrupsi lainnya. Seperti pertumbuhan kendaraan bermotor listrik, penggunaan biofuel, maupun penggunaan gas alam," ucapnya.

Baca juga: Ini Manfaat Keterlibatan UMKM dalam Kegiatan Ekspor Serentak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com