Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Tetap Bersyukur bila Bekerja Saat Lebaran

Kompas.com - 11/05/2021, 12:49 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Memilih profesi tertentu memang selalu ada konsekuensinya. Termasuk apabila profesi itu mengharuskan tetap bekerja saat momen seperti lebaran.

Di hari libur panjang Lebaran ini, misalnya, banyak orang yang tak bisa menikmati libur bersama keluarganya. Mereka ini umumnya bekerja di perusahaan-perusahaan sektor pelayanan publik.

Namun, tidak sedikit juga dari mereka yang bekerja di sektor swasta dan tetap menjalani profesinya saat hari raya.

Berikut konten-konten di Kompasiana terkait bekerja saat lebaran:

1. Syukur, Kata Penyemangat Ketika Lebaran Tetap Bekerja

Sebagai pramuniaga di salah satu store besar, Kompasianer Erni Purwito Sari tetap bekerja saat lebaran sebagaimana jadwal yang sudah ditentukan. Ini risiko pekerjaan, menurut dia.

Di tempatnya bekerja memang ada penyesuaian saat lebaran, buka sedikit lebih siang untuk merayakan menjalani salat Idulfitri dan lebaran dengan keluarga.

Meski begitu, katanya, tetap saja saat berangkat bekerja ada perasaan enggan. Tidak bersemangat.

"Walau hati menangis bibir harus tetap tersenyum menyapa pembeli," katanya. (Baca selengkapnya)

2. Lebaran Tetap Kerja? Santuy! Rayakan bersama Rekan Kerja

Sebagai pekerja hotel, Kompasier Celestine Petterson membagikan pengalamannya yang tetap bekerja saat lebaran. Menurut dia, itu adalah risiko pekerjaan di dunia perhotelan.

Sikap toleransi di dunia hospitality, dikatakan dia, semakin terasa saat setiap penganut agama mempunyai komuniti masing-masing, sehingga saling memberi spirit.

Kaum Muslim dapat beribadah dengan tenang begitupun komuniti Kristiani mengadakan kebaktian di hari tertentu.

"Semua aktivitas ini demi memenuhi kebutuhan spiritual seluruh karyawan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Pekerjaan sebagai Konsultan: Bebas Atur Waktu tapi Jangan Kebablasan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com