Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Paksaan, Vaksin Berbayar untuk UMKM Sifatnya Sukarela

Kompas.com - 20/05/2021, 06:57 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pelaku UMKM bisa mengikuti vaksinasi Covid-19 pemerintah yang gratis atau melalui Vaksinasi Gotong Royong.

Erick Thohir mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk UMKM masuk secara konsisten kepada program vaksinasi pemerintah secara gratis.

"Dengan demikian pelaku UMKM memiliki dua opsi, apakah dia ingin ikut berkontribusi (Vaksinasi Gotong Royong) tetapi kita juga membuka para UMKM ikut program vaksinasi pemerintah yang gratis," kata Menteri BUMN Erick Thohir dilansir dari Antara, Kamis (20/5/2021).

Erick Thohir juga menegaskan pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN tidak pernah meminta atau memaksa UMKM untuk ikut vaksinasi berbayar. Hal dikarenakan sudah adanya program vaksinasi gratis bagi pelaku UMKM.

Baca juga: Bantah Dagang Vaksin Gotong Royong, Erick Thohir: Pemerintah Sudah Keluarkan Rp 77 Triliun

Ia menegaskan intinya semua berhak mendapatkan vaksin secara gratis, namun karena keterbatasan jumlah vaksin maka ada prioritas penerima vaksin, seperti dokter, perawat serta mereka yang berada di garda terdepan penanggulangan pandemi Covid-19.

Kemudian, kata dia, lansia karena data statistik menunjukkan tingkat kematian lansia akibat Covid-19 tinggi. Lalu baru vaksinasi terbuka bagi masyarakat umum.

"Inisiasi daripada Vaksin Gotong Royong sendiri dari Kadin Indonesia, para pengusaha nasional yang peduli akan bangsanya," ungkap Erick Thohir.

"Mereka ingin berpartisipasi memberikan kontribusi lebih kepada negara dengan memberikan vaksinasi melalui biaya mandiri perusahaan masing-masing kepada karyawannya secara gratis," kata Erick Thohir lagi.

Baca juga: Harga Vaksin Gotong Royong Dinilai Mahal, Erick Thohir: Kami Tak Pernah Memaksa...

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan program vaksinasi gotong royong dapat membantu pencapaian target pertumbuhan ekonomi tujuh persen pada kuartal II 2021, setelah sejak kuartal II 2020 ekonomi domestik selalu berada di zona negatif.

Presiden Jokowi berharap dengan kerja keras pemerintah dan dunia usaha, maka ekonomi domestik dapat berbalik ke zona positif pada paruh kedua tahun ini setelah terkontraksi pada empat kuartal sebelumnya.

Vaksinasi gotong royong yang ditujukan kepada para pekerja diharapkan dapat memulihkan kegiatan produksi di industri dan menggerakkan roda-roda perekonomian.

Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada seluruh perusahaan, karyawan dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang telah bekerja sama melaksanakan vaksinasi gotong royong.

Baca juga: Erick Thohir Ingin Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Dilanjutkan hingga Surabaya

Erick Thohir mengungkapkan, Indonesia telah mendapat jaminan sebanyak 20 juta dosis vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi gotong royong.

Bos Mahaka itu menyatakan, dosis tersebut mencakup vaksin Sinopharm dan Cansino yang cukup untuk vaksinasi sebanyak 12,5 juta orang.

"Jadi totalnya itu nanti ada 12,5 juta vaksin untuk program gotong-royong ini," ujar Erick Thohir. 

Dia menjelaskan, untuk vaksin Sinopharm pihaknya sudah mendapatkan komitmen dari perusahaan tersebut sebanyak 15 juta dosis. Maka dengan dua kali suntikan, dosis tersebut cukup untuk 7,5 juta orang yang vaksinasi dilakukan mulai Mei ini hingga Desember mendatang.

Sementara untuk vaksin dari Cansino, pihaknya tengah mendorong pengadaan sebanyak 5 juta dosis untuk 5 juta orang, sebab jenis vaksin ini hanya butuh satu kali suntikan.

"Insya Allah juga kita akan push pengadaan vaksin Cansino yang jumlahnya 5 juta dosis," kata dia.

Baca juga: Profil Direksi Kimia Farma Diagnostika yang Dipecat Erick Thohir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com