Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astra International: Soal Mobil Listrik, Akhirnya yang Menentukan Konsumen

Kompas.com - 25/05/2021, 17:28 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sedang gencar mendorong produksi kendaraan listrik di Indonesia untuk menciptakan ekonomi yang ramah lingkungan atau low carbon economy.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya pemerintah untuk menuju low carbon economy. Untuk Astra sendiri, sudah memasuki tahap pengenalan kendaraan elektrifikasi.

"Jadi kalau teman-teman lihat Toyota itu sejak tahun 2010 kalau saya enggak salah, sudah banyak kendaraan elektrifikasi yang dikeluarkan, baik itu hybrid maupun full baterai EV. Kalau enggak salah totalnya ada sepuluh mungkin," ujarnya dalam workshop virtual wartawan Pasar Modal, Selasa (25/5/2021).

Baca juga: Pajak Orang Kaya Akan Naik, Pengusaha: Apa Sudah Layak?

"Untuk perkembangan kedepannya, Astra mencoba untuk nanti akan mulai melokalisasi produk hybrid itu. Artinya, tidak perlu lagi diimpor dan mulai bisa produksi di Indonesia," sambungnya.

Lebih lanjut kata dia, Astra International telah siap memproduksi kendaraan listrik. Namun Astra masih mengamati minat masyarakat di Indonesia terhadap kendaraan listrik. Pasalnya, produksi ditentukan kesiapan pasar atau konsumen.

"Kedepannya nanti akan seperti apa, tentunya perkembangannya akan terus kita cermati. Ini enggak sekadar memproduksi mobil listrik ya, tetapi bagaimana juga kesiapan pasarnya dalam hal ini konsumen Indonesia. Pada akhirnya nanti yang menentukan konsumen Indonesia, mereka mau apa enggak mobil listriknya?," kata Tira.

Selain itu, agar bisa mendorong penjualan kendaraan listrik di Indonesia, harus didukung oleh stimulus yang digulirkan pemerintah. Misalnya relaksasi diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Baca juga: Likuiditas Makin Menurun, Sriwijaya Air Resmi Minta Pegawai Resign

Selain itu, kesiapan stasiun pengisian kendaraan listrik juga harus dipertimbangkan.

"Keberhasilan mobil listrik di negara-negara lain pun itu bisa berhasil karena baik subsidi dari pemerintahnya. Seperti China, sukses menjual mobil listrik sampai dua juta unit karena ada support insentif dari pemerintahnya. Selain itu, stasiun untuk kendaraan listrik, mulai dari infrastrukturnya juga harus dipersiapkan," ujarnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong implementasi kebijakan terkait kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Salah satunya dengan meningkatkan jumlah lokasi pengisian kendaraan listrik. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, hingga April 2021 sudah ada 122 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terbangun dan tersebar di 83 lokasi.

Baca juga: Astra International Masih Buka Peluang Investasi di Startup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com