Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Musiman Usai Idul Fitri, Ekspor RI di Mei 2020 Capai 16,60 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 15/06/2021, 13:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan,ekspor Indonesia pada bulan Mei 2021 mencapai 16,60 miliar dollar AS. Secara bulanan, kinerja ekspor menurun -10,25 persen mtm), sementara secara tahunan meningkat 58,76 persen (yoy).

Penurunan ekspor secara bulanan terjadi karena ekspor migas mengalami penurunan hingga 2,68 persen dan ekspor non migas -10,67 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kinerja ekspor yang menurun pada bulan Mei 2021 menjadi wajar lantaran secara historis, kinerja ekspor cenderung turun usai bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Baca juga: Indonesia Amankan Akses Pasar Ekspor Singkong di Eropa

"Jadi penurunan secara bulanan (April ke Mei) kalau lihat pattern itu sesuatu yang biasa. Kalau dibanding Mei tahun lalu (yoy), kenaikan 58,76 persen karena adanya kenaikan ekspor migas 66,99 persen dan kenaikan ekspor non migas 58,30 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (15/6/2021).

Menurut dia, ekspor di semua sektor menurun dibanding bulan April 2021, kecuali sektor pertambangan. Sektor pertambangan tercatat surplus 14,29 persen ditopang oleh komoditas batubara, bijih tembaga, lignit, bijih besi, dan batu kerikil.

"Secara tahunan, ekspor meningkat 95,37 persen. Kenaikan ekspor pertambangan ini luar biasa karena kenaikan permintaan, dan satu sisi kenaikan harga batubara yang naik 103,92 persen (yoy)," beber Suhariyanto.

Adapun sektor pertanian turun -30,06 persen (mtm) karena menurunnya ekspor tanaman obat, aromatik, rempah-rempah. Begitu juga komoditas kopi, sarang burung, cengkeh dan buah-buahan. Sedangkan secara tahunan (yoy), ekspor meningkat 0,69 persen.

Baca juga: Catat Rekor, Neraca Dagang RI Bulan Mei Surplus 2,36 Miliar Dollar AS

Lalu industri pengolahan -14,02 persen (mtm). Komoditas yang menyumbang penurunan adalah besi dan baja, sepatu olahraga, kimia dasar organik yang berasal dari minyak, dan peralatan listrik. Secara tahunan, ekspor sektor pengolahan masih naik 54,02 persen.

"Struktur ekspor non migas menyumbang 94,36 persen. Dari tahun ke tahun, sumbangan dari ekspor migas menurun hanya tinggal 5 persen. Berkiblat pada beberapa tahun yang lalu, ekspor migas masih 9-10 persen, tapi sekarang hanya 5,6 persen," tutur Suhariyanto.

Pria yang akrab disapa Kecuk ini lantas merinci negara tujuannya. Kenaikan ekspor Indonesia masih meningkat ke beberapa negara tujuan, yakni Spanyol sebesar 89,1 juta dollar AS, Australia 80,7 juta dollar AS, Pakistan sebesar 71,6 juta dollar AS, Italia sebesar 67,5 juta dollar AS, dan Turki 48 juta dollar AS.

Secara kumulatif, total ekspor Indonesia dari Januari-Mei 2021 mencapai 83,99 miliar dollar AS, atau meningkat 30,58 persen dibanding periode yang sama.

Komoditas penyumbang ekspor terbesar tentu berasal dari non migas, yakni lemak dan minyak hewan nabati, serta bahan bakar mineral.

Baca juga: Asosiasi Industri: Neraca Komoditas Harus Dievaluasi Rutin

"Pangsa ekspor non migas kita tidak berubah, ke China 22,14 persen, kemudian kedua ke AS, dan ketiga ke jepang. Komoditas utama yang kita ekspor ke China adalah bahan bakar mineral, besi baja, dan minyak hewan nabati," pungkas Kecuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com