Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Tapering Bayangi Pelemahan Rupiah Pagi Ini

Kompas.com - 18/06/2021, 09:18 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang di transaksikan di pasar spot pagi ini Jumat (18/6/2021) dibuka melemah.

Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah dibuka pada level Rp 14.375 per dollar AS, atau melemah 20 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.355 per dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, sentimen perdagangan hari ini berkaitan dengan keputusan The Fed yang berencana menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) yang lebih cepat dari perkiraan.

Baca juga: Rupiah dan Inflasi Stabil, BI Tahan Suku Bunga di Level 3,50 Persen

Selain itu adanya resiko tapering atau pengurangan surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat (US treasury) oleh The Fed.

“Kebijakan bernada hawkish ini memberikan tekanan ke pasar uang global termasuk rupiah. Rupiah juga diharapkan tidak tertekan terlalu dalam karena didukung data-data ekonomi yang masih baik,” kata Renny kepada Kompas.com, Jumat (18/6/2021).

Positifnya data ekonomi tersebut, terbukti dari surplus neraca perdagangan dan kebijakan akomodatif BI masih berlanjut yang kemarin masih mempertahankan BI 7D RRR di level 3,5 persen.

“Walau demikian, sentiment dari market dalam negeri masih mengkhawatirkan, yakni resiko lanjutan dari kembali meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri,” jelas dia.

Baca juga: BI Beri Sinyal Bakal Lakukan Tapering, Kapan Tepatnya?

Renny memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.318 per dollar AS hingga Rp 14.383 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com