Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi VII DPR Tak Setuju Penggunaan GeNose Dihentikan

Kompas.com - 26/06/2021, 14:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu mengaku tak setuju jika penggunaan alat tes Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose dihentikan.

Dia menilai GeNose merupakan alat tes Covid-19 yang bisa digunakan oleh semua golongan rakyat di Indonesia karena harganya yang terjangkau.

"GeNose dengan harga yang terjangkau di bandingkan Antigen menjadi bukti bahwa negara hadir untuk semua rakyat tidak hanya untuk si kaya saja. GeNose diijinkan digunakan kan pasti ada prosesnya, apalagi dari Kemenkes juga sudah kasih ijin," ujar Adian dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/6/2021).

Baca juga: Update Lokasi Tes GeNose C19 untuk Naik Kereta Api di 65 Stasiun

Politisi PDI-P ini menambahkan, jika penggunaan GeNose dihentikan, maka yang akan terkena dampaknya adalah rakyat kecil. Tak hanya itu, kebijakan tersebut juga akan mempengaruhi mobilitas manusia, yang berikutnya bisa memukul perekonomian di bidang transportasi maupun pariwisata.

Dia pun mempertanyakan alasan sejumlah pihak yang menyebut GeNose menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Itu pernyataan yang berdasarkan data, rasa atau kepentingan? Menurut saya kalau berdasarkan data, jika Genose menjadi penyebab maka harusnya lonjakan Covid terjadi setidaknya 1 atau 2 bulan setelah digunakan atau sekitar Maret atau April 2021, bukan bulan Juni. Nah faktanya Maret dan April justru kasus Covid Indonesia justru pada titik terendah sepanjang pandemi, landai sekali," kata Adian.

Malahan, Adian menilai lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi karena rendahnya kedisiplinan rakyat, lemahnya kontrol aparat, serta kurang masifnya upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah.

"Saya melihat mereka yang mengkambing hitamkan Genose tanpa data bisa jadi hanya menduga-duga. Hanya dapat dari katanya atau infonya, tanpa pegang data yang valid. atau bisa juga bagian dari kelompok yang memiliki kepentingan politik maupun bisnis,"ungkapnya.

Adian mengatakan GeNose merupakan alat uji Covid-19 yang paling murah. Dengan demikian maka alat tes tersebut bisa di jangkau oleh beragam kalangan.

Baca juga: Angka Covid-19 Kembali Tinggi, Pemerintah Proyeksi Ekonomi Tumbuh 7 Persen di Kuartal II

"Menghentikan penggunaan GeNose akan membuat kesehatan hanya menjadi milik orang orang kaya saja yang mampu membayar mahal hanya untuk tes saja," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo meminta pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan alat tes Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNoSe.
Sejak 1 April 2021, GeNoSe bisa menjadi syarat perjalanan di semua moda transportasi, selain antigen dan PCR. Penggunaan GeNose berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Utomo mengatakan, penghentian itu dilakukan untuk menunggu hasil validasi eksternal dari kampus merdeka. Validasi eksternal sebelumnya direncanakan secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM dan berlangsung hingga April 2021.

"Ini sudah Juni, sejak Februari belum ada hasilnya. Ini kampus kita benar-benar merdeka ndak untuk melaporkan hasilnya," kata Utomo saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Padahal, GeNoSe digunakan sebagai alat verifikasi perjalanan waktu mudik.

Di media sosial, sejumlah warganet membagikan testimoni para calon penumpang moda transportasi yang menggunakan tes GeNose demi mendapatkan hasil negatif Covid-19.

Ada yang mengaku positif Covid-19 saat swab antigen, dan memilih menggunakan GeNose untuk melakukan perjalanan karena hasil tes menunjukkan sebaliknya. Utomo menduga, ledakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan akibat dari penularan orang yang bepergian.

"(GeNoSe) harus dihentikan. Kita harus mencari masalah ledakan kasus, semua potensi masalah harus dicari. Apalagi tes kita masih lemah, tracing lemah, apalagi orang bisa ke mana-mana hanya berdasarkan GeNoSe," jelas dia.

Baca juga: Berapa Biaya yang Dibutuhkan Pemerintah Jika Jakarta Lockdown?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com