Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng 7 Perusahaan, Kemenperin Buka Program Setara D1 Teknologi Kertas

Kompas.com - 22/07/2021, 18:33 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian berupaya untuk meningkatkan kinerja industri kertas di Tanah Air melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten yang juga dinilai bisa memacu ekonomi nasional.

Untuk itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin menjalin kerja sama dengan 7 perusahaan industri kertas untuk membuka program setara D1 Teknologi Kertas.

Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan mengatakan, lulusannya nanti ditempatkan bekerja di 7 perusahaan tersebut, yaitu PT Eco Paper Indonesia, PT Surabaya Mekabox, PT Kertas Padalarang, PT Enggal Subur Kertas, PT Pemalang Agro Wangi, PT Budi Makmur Perkasa, serta PT Indah Kiat Pulp dan Kertas Tbk Serang Mill.

Baca juga: KKP Kembali Buka Penerimaan Peserta Didik Vokasi, Simak Syarat dan Jalurnya

“Keberadaan SDM terampil menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri, di mana industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan berharap peserta program ini memanfaatkan kesempatan ini dengan baik,” ujarnya usai Penandatangangan MoU antara BPSDMI dengan 7 perusahaan industri kertas secara virtual Kamis (22/7/2021).

Arus memaparkan, penyelenggaraan Program Setara D1 Teknologi Kertas ini merupakan bagian dari program Kemenperin yang memfasilitasi 899 mahasiswa untuk bisa mengikuti pendidikan vokasi dan bisa langsung bekerja di industri. Mereka berasal dari 10 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota di Indonesia.

“Kebutuhan tenaga kerja industri kertas dan barang kertas sebanyak 241.651 pada tahun 2020, sedangkan kebutuhan pada tahun 2021 diperkirakan bertambah mencapai 10.563 orang,” ungkapnya.

Selain itu, Arus juga mengatakan, industri pulp di Indonesia mampu berdaya saing dengan menempati peringkat ke-8 dunia, dan industri kertas di peringkat ke-6 dunia.

Dia menilai daya saing ini, selain ditopang oleh ketersediaan bahan baku, juga didukung dengan adanya SDM industri kompeten dan pemanfaatan teknologi.

Apalagi, perkembangan permintaan global terhadap produk industri pulp dan kertas, baik di dalam negeri maupun ekspor masih menjanjikan, diantaranya, produk kertas tissue, kertas kemasan dan sebagainya.

Bahkan, dengan tren transaksi e-commerce yang kian meningkat, juga dapat mendorong kebutuhan kertas untuk kemasan kertas dan karton sehingga industrinya bisa tumbuh.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan mengatakan, program perkuliaan ini diselenggarakan oleh Politeknik STMI Jakarta melalui Program Studi Teknik Kima Polimer (TKP).

“Peserta mengikuti perkuliahan selama 2 semester dengan total 43 SKS dengan kombinasi daring dan luring disesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang ini. Sementara untuk Praktek Kerja Industri, akan dikerjakan di masing-masing perusahan dan ruang laboratorium di BBPK,” paparnya.

Bukan hanya program setara D1 Teknologi Kertas ini saja, lanjut Iken, tahun ini Politeknik STMI Jakarta juga telah menyelenggarakan Program Pendidikan Setara D1 untuk bidang Alat Berat yang bekerja sama dengan PT. Komatsu Indonesia sebanyak 2 angkatan yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Industri Otomotif.

Sementara itu Direktur PT Indah Kiat Pulp dan Kertas Tbk Serang Mill, Heppy Moiras memaparkan, penyelenggaraan program setara D1 Teknologi Kertas merupakan langkah awal dari industri kertas dalam mendapatkan pasokan SDM secara spesifik yang belum dapat di pasok oleh pendidikan secara umum.

“Kerja sama seperti ini kami harapkan terus dapat ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Industri Kertas nasional,” kata Heppy.

Baca juga: Arsjad Rasjid: Program Vokasi Dapat Perkuat Kompetensi Wirausaha Muda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com