Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Delisting, PT Bakrie Telecom Bakal Gelar Public Expose Pekan Depan

Kompas.com - 18/08/2021, 17:49 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) saat ini dibayangi potensi delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini karena perusahaan milik Bakrie Group ini telah disuspensi oleh bursa sejak 27 Mei 2019.

Berdasarkan aturan Bursa, BTEL telah memasuki kriteria penghapusan saham setelah mengalami suspensi lebih dari 24 bulan.

Terkait hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, perseroan berencana menggelar Public Expose pada 26 Agustus 2021 mendatang yang disampaikan dalam keterbukaan informasi BEI.

Baca juga: Pemerintah Terus Kejar Grup Bakrie untuk Tagih Utang Lapindo

Menurut Nyoman, Public Expose tersebut digelar bertujuan untuk mengungkapkan rencana perseroan memperbaiki kondisi keuangan.

“Perseroan telah menyampaikan keterbukaan informasi terkait rencana untuk perbaikan kondisi keuangan perusahaan ke depan,” kata Nyoman kepada wartawan, Rabu (18/8/2021).

Nyoman mengungkapkan, saat ini Bursa juga sedang melakukan koordinasi dengan perseroan untuk mendapatkan informasi terkait proses hukum yang sedang berlangsung, rencana bisnis Perseroan, serta keberlangsungan usaha Perseroan.

“Bursa akan terus memantau kondisi dan perkembangan terkini dari Perseroan serta Bursa meminta kepada para pemangku kepentingan untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” ungkap Nyoman.

Sebagai informasi, pada 11 Mei lalu, BTEL telah menyerahkan laporan keuangan perseroan, tetapi BEI ragu dengan kelangsungan usaha (going concern) BTEL, sehingga BEI kembali melakukan suspensi.

Baca juga: Grup Bakrie, Raja Batubara di Indonesia

Dalam laporan keuangan perseroan, tercatat perusahaan telekomunikasi Esia di tahun 2020 ini memperoleh pendapatan usaha bruto Rp 10,5 miliar, atau naik tipis dibanding tahun sebelumnya Rp 10,3 miliar.

Namun demikian, persuahaan masih mencatatkan rugi bersih di tahun 2020 sebesar Rp 108,1 miliar, naik di banding tahun sebelumnya Rp 7,3 miliar.

Diketahui, sejak tahun 2019, saham BTEL masuk dalam kategori saham gocap atau dengan kata lain seharga Rp 50 per saham.

Adapun jumlah saham BTEL yang beredar saat ini 36,8 miliar saham dengan kapitalisasi pasar Rp 1,84 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com