Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Prospek Investasi Reksa Dana Saham?

Kompas.com - 23/08/2021, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian global saat ini berangsur-angsur mengalami pemulihan. Hal ini dicapai melalui upaya percepatan vaksinasi yang mendorong kepercayaan masyarakat dan peningkatan mobilitas.

Dengan optimisme pemulihan ekonomi, lantas bagaimana dengan prospek investasi pada reksa dana saham?

Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengungkapkan, pemilihan investasi selektif pada sektor usaha yang menawarkan peluang pertumbuhan dan momentum yang baik sangat krusial untuk mendorong kinerja portofolio.

Baca juga: Mengenal Reksadana Pasar Uang Beserta Untung Ruginya

“Prospek ekonomi digital Indonesia yang sangat cerah mendorong tingginya minat investor akan sektor teknologi dan berpotensi meningkatkan bobot pasar saham Indonesia pada indeks global,” kata Dimas dalam keterangannya, Minggu (23/8/2021).

Dimas mengatakan, kinerja LQ45 yang masih tertekan sepanjang tahun ini mencerminkan kondisi perekonomian Indonesia yang masih kurang menentu menghadapi pandemi yang berkepanjangan. Namun, jika PPKM efektif menekan angka penyebaran Covid-19, ada harapan positif ke depan.

Terlebih, jika vaksinasi bisa diakselerasi untuk mencapai herd immunity sehingga dapat mencegah risiko gelombang kasus Covid-19 berikutnya yang dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi. Seperti AS misalnya, yang mengalami pemulihan ekonomi seiring dengan tingkat vaksinasi mencapai sekitar 57 persen dari populasi, sehingga mendorong kinerja pasar saham dengan tingkat valuasi yang relatif tinggi.

“Masih ada potensi peluang pada beberapa saham big caps yang telah terkoreksi cukup dalam untuk dapat kembali unggul begitu situasi pandemi membaik dalam beberapa bulan mendatang,” jelas Dimas.

Baca juga: Apa Itu Bank Kustodian dalam Investasi Reksadana?

Dimas menilai, ekonomi Asia masih memiliki potensi pemulihan lebih lanjut seiring dipercepatnya vaksinasi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi secara berkesinambungan. Di tengah peningkatan vaksinasi, ekonomi Asia juga ditopang oleh peningkatan aktivitas perdagangan dan permintaan dari kawasan negara maju.

“Potensi pemulihan ekonomi dan valuasi pasar yang menjadi proposisi menarik bagi investor yang forward looking,” ujar dia.

Di sisi lain, Dimas menilai masih ada risiko yang perlu dicermati di pasar saham saat ini, seperti efektivitas penanganan pandemi, laju vaksinasi, perubahan komunikasi dan kebijakan The Fed, serta peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara. Namun ia menilai ini adalah saat yang tepat bagi investor untuk masuk ke reksa dana saham, utamanya bagi investor jangka panjang.

“Dengan melihat potensi pemulihan ekonomi Indonesia, saat ini adalah entry point yang menarik di reksa dana saham bagi investor yang forward looking Tentu perlu diingat, reksa dana saham memiliki tingkat risiko dan volatilitas yang cukup tinggi, sehingga akan lebih sesuai untuk tujuan investasi jangka panjang,” jelas dia.

Baca juga: Mau Investasi Reksadana Saham? Perhatikan 3 Hal Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com